REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri makanan dan minuman Tanah Air akan kembali melakukan impor garam pada 2017 ini. Bahkan hampir seluruh bahan baku garam akan menggunakan produk impor.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, kebutuhan garam untuk industri makanan dan minuman tahun ini sekitar 500 ribu ton. Impor dilakukan karena tidak ada produksi garam tahun lalu. "Mau enggak mau impor luar biasa," katanya saat ditemui di gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (9/1).
Dia mengakui, industri sulit untuk tidak melakukan impor mengingat kualitas bahan baku dalam negeri tidak sesuai dengan standar perusahaan. Tahun lalu saja, kata dia, sebagian besar kebutuhan garam yang mencapai 450 ribu ton dipenuhi dari impor.
Ia mengatakan, industri makanan dan minuman menggunakan garam dalam negeri dari PT Garam karena produksinya sesuai dengan standar kualitas industri. "Tapi tahun lalu produksi hampir nol yang biasanya di atas 2 juta ton," kata dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Dody Edward mengatakan, pagi tadi telah digelar rapat terkait garam dengan Menteri Koordinator Maritim. Kendati demikian, kebutuhan garam industri telah diketahui dan akan dilakukan impor. "Tapi memang kebutuhan untuk mamin cukup besar," katanya.