REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Angin puyuh kembali melanda sebagian Kabupaten Sleman, Senin (9/1). Kali ini angin menerjang Kecamatan Gamping bagian Utara, dan Kecamatan Sleman. Akibatnya banyak pohon yang bertumbangan dan menimpa sebagian rumah warga.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Joko Supriyanto menuturkan, salah satu lokasi terdampak paling parah ada di Pertigaan Kronggahan. Pohon beringin besar tumbang menimpa warung dan motor pembeli yang sedang parkir dipinggirnya.
“Penjual dan pembeli yang luka-luka sudah dilarikan ke RSA UGM,” kata Joko. Menurutnya, pusat perkantoran Sleman di Beran Tridadi pun tak luput dari terjangan. Setidaknya kejadian pohon tumbang tercatat di Lapangan Denggung depan Perpustakaan Daerah, Rumah Dinas Bupati, di depan Kantor Perhubungan, dan di samping Kantor Bappeda yang menimpa mobil.
Selain itu, pohon di sepanjang jalan Gitogati juga tumbang dan sempat menyebabkan kemacetan lalu lintas. Saat ini BPBD telah menggerakkan relawan dan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk membersihkan pohon-pohon yang menutupi jalan dan menimpa rumah warga. Hingga saat ini ada lima rumah yang tercatat tertimpa pohon. Adapun korban luka-luka sebanyak empat orang.
Sementara itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo mengingatkan agar masyarakat selalu waspada dan siaga pada musim penghujan ini. Ia mengimbau agar masyarakat segera berlindung saat hujan turun. “Terutama kalau cuaca yang awalnya panas tiba-tiba turun hujan secara mendadak. Itu harus waspada” katanya.
Sri melarang agar masyarakat tidak berlindung di bawah pohon besar saat hujan terjadi. Pasalnya pohon-sering meimpa bangunan. Bahkan baru-baru ini ada ada korban jiwa yang tertimbun reruntuhan bangunan akibat pendopo tempatnya berlindung tertimpa pohon.
“Tolong perhatikan untuk secepatnya memotong ranting-ranting pohon besar yang ada di dekat dengan rumah,” papar Sri. Ia juga mengingatkan agar para pedagang menghindari berjualan di bawah pohon beringin. Karena aktivitas di bawah pohon tersebut sangat berisiko.