REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri tengah menelusuri adanya aliran dana kepada Bambang Tri Mulyono, penulis buku Jokowi Undercover, untuk mencetak dan menyebarluaskan buku tersebut. Bambang Tri Mulyono (BTM) telah mencetak dan menyebarluaskan buku Jokowi Undercover sebanyak 300 jilid.
Kabag Penum Polri, Kombes Martinus Sitompul mengatakan hingga saat ini BTM masih memilih bungkam saat ditanya terkait aliran dana untuk membiayai pembuatan buku tersebut. Namun penyidik Polri tetap melakukan penelusuran, karena mencurigai ada pihak yang mendorong dan membiayai BTM untuk membuat buku Jokowi Undercover.
"BTM belum mengaku ya, tapi kita kan tidak mengajar pengakuan, kita mengejar fakta. Karena yang dia bilang selama ini bahwa itu biayanya sendiri," katanya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (10/1).
Oleh karena itu, pihaknya melakukan crosscheck pada latar belakang BTM. Bagaimana pekerjaan sehari-hari dan apakah benar ada penyokong untuk percetakan tersebut.
"Nah, pengakuan BTM nantinya kita catat saja dalam satu BAP dan penjelasan ini kita crosscheck. Karena Motif yang disampaikan sementara ini dia ingin berbuat sesuatu yang berbeda, kita tidak begitu saja mendengarkan informasi dari dia," katanya.
Martinus melanjutkan, apalagi dengan menghitung biaya percetakan tambahannya, satu buku dicetak dengan harga Rp 150 ribu kemudian dikalikan 300 buku, maka BTM harus merogoh kocek hingga Rp 45 juta rupiah. Sehingga untuk mendapatkan untung, BTM menjualnya dengan seharga Rp 200 ribu.
"Harga bukunya Rp 200 ribu, itu Rp 150 untuk biaya cetak dan Rp 50 ribu itu untungnya dan sudah 300 yang dicetak dan itu sudah disebar semua," katanya.