REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau akan mengubah susunan kabinetnya pekan ini dan dijadwalkan mengganti Menteri Luar Negeri Stephane Dion, yang terlibat permasalahan politik tahun lalu, seorang sumber mengatakan pada Senin (9/1)).
"Dion keluar," ujar sumber itu, yang tidak menyebutkan namanya dikarenakan isu tersebut cukup sensitif.
Pers Kanada, yang awalnya membeberkan berita itu, mengatakan gerakan itu dijadwalkan dilaksanakan pada Selasa dan akan melibatkan sedikitnya enam orang. Perubahan susunan itu akan menjadi yang pertama dimana Trudeau membuat perubahan besar sejak Partai liberal pimpinannya mulai berkuasa pada November 2015, yang memungkinkan dirinya dapat merombak kabinet sebelum pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS.
Hubungan dengan Amerika Serikat akan menjadi penting pada empat tahun ke depan dan Trudeau kemungkinan membutuhkan seorang komunikator yang lebih baik daripada Dion, seorang diplomat berbahasa Prancis dan mantan dosen yang seringkali kesulitan saat berbicara dalam bahasa Inggris.
Janji kampanye Trump untuk menyingkirkan atau menegosiasi ulang NAFTA dapat memberikan dampak buruk bagi Kanada, yang mengirimkan 75 persen ekspornya ke Amerika Serikat. Seorang calon terkemuka untuk menggantikan Dion adalah Menteri Perdagangan Chrystia Freeland, seorang penulis dan mantan wartawan yang bekerja selama beberapa tahun di Amerika Serikat dan berhubungan baik dengan Washington.
Penunjukan yang demikian akan rumit saat Trudeau ingin meningkatkan hubungan dengan Rusia juga, yang mencekal Freeland dikarenakan dia keturunan Ukrania, pascapencaplokan Rusia terhadap Krimea pada 2014 lalu. Freeland, yang terkadang digambarkan dengan pakaian nasional Ukraina, sangat kritis terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kantor Trudeau dan Dion tidak menanggapi permintaan komentar. Begitu pula dengan kantor Freeland. Dion (61 tahun) seorang mantan pemimpin Partai Liberal yang menduduki jabatan kementerian saat pemerintahan sebelumnya dari 1996 hingga 2006, menuai kritikan luas Juni lalu dikarenakan tidak membela seorang wartawan saat menteri luar negeri Cina memarahinya dalam konferensi pers.
Dia juga mendapatkan kritik atas kebijakan pemerintah terkait kesepakatan persenjataan yang kontroversial dengan Arab Saudi.