REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan diplomasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia ke depan diarahkan untuk terus menjaga kesatuan (unity) dan sentralitas (centrality) ASEAN.
"Unity and centrality of ASEAN harus tetap dijaga oleh setiap negara anggota ASEAN. Diplomasi Indonesia terus memastikan terjaganya unity dan centrality ASEAN," kata Menlu Retno Marsudi pada acara Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Tahun 2017 di Gedung Nusantara Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa (10/1).
Menurutnya, komitmen Indonesia dalam memperkuat kesatuan dan sentralitas ASEAN sangat terlihat selama berlangsungnya berbagai pertemuan ASEAN dan pertemuan lain terkait ASEAN. "Dalam kaitan ini, Indonesia telah menginisiasi 'Joint Statement of the Foreign Ministers of ASEAN Member States on the Maintenance of Peace, Security, and Stability in the Region' dalam Pertemuan Tingkat Menlu ASEAN ke-49 pada 24-25 Juli 2016," ujar dia.
"Kekhawatiran banyak pihak ASEAN tidak akan dapat mencapai konsensus dalam pertemuan tersebut juga berhasil dipatahkan. Pertemuan itu dapat mengeluarkan sebuah joint communique," ucap Retno.
Selanjutnya, dia menyebutkan pada Desember 2016, Indonesia juga menjadi tuan rumah pertemuan tingkat pejabat tinggi ASEAN untuk mengokohkan kesatuan dan sentralitas ASEAN dalam menghadapi tantangan baru di kawasan dan dunia. Pada kesempatan itu, Menlu Retno pun mengatakan bahwa ASEAN akan tetap dan terus menjadi soko guru politik luar negeri Indonesia.
Terkait dengan sengketa Laut Cina Selatan, Menlu menekankan Indonesia akan terus mendorong agar negosiasi code of conduct (kode etik) dapat segera dilakukan antara ASEAN dan China demi perdamaian dan stabilitas di kawasan.