REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KBRI Damaskus menerima kedatangan tujuh orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Aleppo, Selasa (10/1). Kedatangan mereka ke Damaskus setelah selesai diperjuangkan hak-haknya oleh pengacara retainer Muhamad Akra dan petugas konsuler KBRI Damaskus cabang Aleppo.
Berdasarkan keterangan tertulis dari KBRI Damaskus, tiga dari tujuh TKI tersebut berasal dari Serang - Banten, dan lainnya berasal dari Tangerang, Indramayu, Karawang, Sulawesi Selatan dan Lombok - NTB. Itik Rasja, TKI asal Indramayu yang telah bekerja selama sembilan tahun di Kota Aleppo ini menceritakan bahwa ia dulu dijanjikan bekerja di Qatar, namun ia dikirim ke Suriah. Ia juga menceritakan keadaan Aleppo yang langka akan air dan listrik.
"Sudah enam bulan ini listrik mati, sehingga kami memakai generator untuk menghasilkan listrik, kami juga sering menggunakan aki mobil sebagai pengganti penghasil listrik. Begitu juga dengan air, seringkali kami kehabisan air yang disuplai oleh Pemerintah Suriah, sehingga majikan saya harus membelinya dari luar Aleppo," kata Itik.
Berikut daftar nama TKI yang diselamatkan dari Aleppo ke Damaskus:
1. Nurlaela Binti Saodi Orin asal Tangerang
2. Itik Rasja asal Indramayu
3. Sukania asal Serang
4. Warsah Warman asal Karawang
5. Sabarinah Kamarudin asal Sulawesi Selatan
6. Rahuni Ginik asal Lombok - NTB
7. Sri Sunarsih Binti Hatmin asal Serang
Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, menegaskan bahwa pengiriman TKI ke Suriah sudah dihentikan sejak 2011 dan ke seluruh Timur Tengah sejak 2015. Sejak tahun 2012, KBRI Damaskus telah merepatriasi sebanyak 12.576 WNI dari Suriah yang sebagian besar TKI dalam 282 gelombang. Rencananya, jika semua persyarakat telah lengkap, tujuh TKI ini akan ikut gelombang repatriasi ke-283 pada tanggal 19 Januari.
"Ironisnya, di tengah gelombang pengungsi rakyat Suriah ke luar negeri, ternyata masih marak praktik perdagangan manusia ke Suriah berkedok pengiriman TKI," ujar dia.