REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Pengamat politik UIN Jakarta A Bakir Ihsan berpendapat, debat cagub yang ditayangkan lewat televisi sangat baik untuk perkembangan demokrasi. Masyarakat akan lebih tahu siapa sosok yang paling layak memimpin lima tahun ke depan.
"Calon yang bisa tampil menguasai jalannya debat, visi misinya jelas dan bisa meyakinkan publik akan lebih mudah memenangkan hati pemilih. Debat kandidat jelas akan berdampak elektoral," kata Bakir dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/1).
Salah satu debat terbuka cagub Banten yang digelar pada 27 Desember 2016 lalu. Dalam debat perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum Banten dan disiarakan langsung salah satu televisi nasional itu mengangkat topik Pelayanan Publik, Kesejahteraan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan. KPU Banten menunjuk tim pakar untuk memilih dua moderator, yakni Prof Dr Komaruddin Hidayat dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan Dr Zainal Arifin Mochtar dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Dalam debat itu, menurut pengamat politik dan periset opini publik dari Lembaga Survei Stratak Indonesia, Octarina Soebardjo kemungkinan peluang menang paslon nomor urut 1 Wahidin Halim-Andika Hazrumy (WH-Andika) tinggi. WH-Andika menurut dia lebih menguasai persoalan dan solusi persoalannya lebih diterima.
Hasil debat perdana ini menjadi motor untuk lebih menggerek elektabilitas paslon WH Andika yang trennya terus naik. "Tren kenaikan elektabilitasnya tak terbendung, semakin ke sini, semakin naik. Sementara pasangan Rano-Embay stagnan dan cenderung ditinggalkan pendukungnya," kata dia menganalisis.