REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Kedutaan Besar Rusia untuk Inggris di London telah membantah rencana pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden AS terpilih Donald Trump di Islandia. Informasi tersebut sebelumnya dikabarkan oleh surat kabar Sunday Times, pada Ahad (15/1).
Sunday Times melaporkan, tim transisi Trump telah mengatakan kepada para pejabat Inggris bahwa pemimpin baru AS itu berencana bertemu Putin. Pertemuan akan diselenggarakan beberapa pekan setelah Trump dilantik pada 20 Januari mendatang.
"Ide pertemuan dengan Putin pasti menjadi agenda utama. Rusia juga tertarik pada hal itu," tulis seorang sumber di Sunday Times, dikutip Business Insider.
Sementara sumber anonim dari Kedutaan Besar Rusia di London menganggap informasi itu menyesatkan. Kepada Editor Eropa BuzzFeed, Alberto Nardelli, mengatakan sumber menginformasikan pertemuan Trump dan Putin merupakan upaya untuk melemahkan Trump.
"@RussianEmbassy di London terkait laporan rencana pertemuan Trump-Putin: "Ini adalah sampah dan upaya untuk melemahkan Donald Trump sebagai presiden"," ujar Alberto Nardelli, melalui akun Twitter pribadinya, Ahad (15/1).
Meski demikian, Trump baru-baru ini mengatakan ia tertarik bertemu dengan Putin. Ia mengklaim bahwa Rusia sangat ingin bertemu dengannya pascapelantikan. "Saya mengerti bahwa mereka (Rusia) ingin bertemu, saya sambut dengan baik," ungkap Trump.