REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pekerja Rumah Tangga (PRT) perlu dibekali sikap kritis dan ketrampilan memadai. Dengan demikian para PRT dapat terhindar dari eksploitasi serta memperoleh lingkungan kerja dan upah yang layak.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Proyek International Labour Organisation (ILO) Jawa Timur Irfan Afandi. Irfan yang selama empat bulan menjadi koordinator Sekolah khusus PRT di Malang mengatakan sampai sekarang intervensi dari negara belum menyentuh kaum PRT.
"Akibatnya tidak ada perlindungan dan payung hukum formal bagi PRT yang bekerja di dalam negeri," kata Irfan, Kamis (19/1).
Idealnya setiap orang yang akan bekerja sebagai PRT dibekali dengan ketrampilan penunjang. Di antaranya bagaimana teknik mencuci baju, membersihkan rumah, hingga menata tempat tidur.
"Makanya kadang masih ada majikan yang kecewa hingga mengeksploitasi PRT karena salah satunya kecewa dengan hasil kerja yang tidak memuaskan," imbuhnya.
Menurut Irfan, Kota Malang menjadi kota pilot project yang dipilih ILO untuk penyelenggaraan sekolah PRT. Sekitar 50 PRT dari lima komunitas dirangkul untuk mengikuti pendidikan ini. Pendidikan PRT dilakukan setiap Jumat dan Ahad dengan total jam pelatihan 200 jam.
Irfan mengungkapkan mandat dari ILO adalah menciptakan kerja layak untuk semua. Layak bukan berarti bergaji tinggi tetapi setiap pekerja mengantongi jaminan kesehatan sosial, perlindungan keselamatan kerja, dan lain sebagainya.
"Majikan tidak usah khawatir harus menaikkan gaji PRT tapi yang penting adalah hak-hak pekerja terlindungi yang diimbangi ketrampilan memadai," ujar Irfan.