Jumat 20 Jan 2017 01:30 WIB

Cerita Pedagang yang Tetap Optimistis di Tengah Musibah Kebakaran

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pedagang menyelamatkan barang-barangnya dari lokasi Blok I dan Blok II Pasar Senen yang terbakar di Jakarta, Kamis (19/1).
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang menyelamatkan barang-barangnya dari lokasi Blok I dan Blok II Pasar Senen yang terbakar di Jakarta, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Insiden kebakaran yang menghanguskan ratusan kios di Pasar Senen, Jakarta Pusat, membawa duka nestapa tersendiri bagi para pedagang yang mencari nafkah di sana. Sebagian dari mereka ada yang meratapi musibah itu. Namun, ada pula di antara mereka yang tetap optimistis dalam menyikapi peristiwa yang terjadi.

Seperti Haji Firdaus (52 tahun), misalnya. Pedagang pakaian yang sebelumnya menempati salah satu toko di lantai satu Blok I Pasar Senen itu tampak ceria tatkala ditemui Republika.co.id, Kamis (19/1) malam. Tak jauh dari lokasi kebakaran, tepatnya di trotoar yang terdapat di pinggir Jalan Kramat Bunder, pria paruh baya itu sibuk menjajakan barang dagangannya yang tersisa. Senyum ramah pun tampak terulas di wajahnya ketika melayani sejumlah pembeli yang datang.

“Tidak ada gunanya meratapi musibah. Ini sudah takdir. Karenanya, mencari uang tetap harus jalan terus. Lumayanlah buat membeli seliter atau dua liter beras buat menyambung hidup besok,” kata Firdaus sambil berseloroh.

DPR Minta Kepolisian Investigasi Kebakaran Pasar Senen

Lelaki itu mulai mengetahui toko dan gudangnya di Blok I Pasar Senen dilalap api sekitar pukul 05.00 WIB. Kabar buruk itu diperoleh Firdaus dari temannya sesama pedagang. “Pagi tadi, sehabis shalat Subuh, salah seorang teman saya memberi tahu ada kebakaran di pasar tempat kami bekerja. Sontak saya langsung meninggalkan rumah pada waktu itu juga,” ujar ayah dua anak itu berkisah.   

Dari kediamannya yang beralamat di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Firdaus pun bergegas mendatangi Pasar Senen. Sesampainya di sana, tanpa berpikir panjang lagi, dia langsung mengangkuti barang-barang dagangan miliknya yang tersimpan di gudang lantai satu pasar ke luar lokasi kebakaran.

“Tidak semua barang dagangan saya yang bisa diselamatkan. Separuhnya sudah hangus dilalap api,” ucapnya.

Menurut taksiran Firdaus, total kerugian yang dialaminya akibat insiden tersebut mencapai Rp 1 miliar. Pria asal Padang Panjang, Sumatra Barat itu menuturkan, musibah semacam ini bukan pertama kalinya dia hadapi. Selama merantau di Jakarta, sudah empat kali toko yang ditempatinya terbakar. Peristiwa yang pertama terjadi pada 1996. Ketika itu, kios yang dia tempati di lantai dasar Blok IV Pasar Senen Jaya hangus dilahap api. Insiden yang kedua terjadi pada 2002, dan masih di tempat yang sama.

Selanjutnya, musibah kebakaran yang ketiga berlangsung pada 2014. Ketika itu, toko pakaiannya yang berada di Blok III PD Pasar Jaya Senen juga ludes dilalap si jago merah. Terakhir, pada Kamis (19/1) pagi, satu toko dan satu gudang miliknya di Blok I Pasar Senen kembali menjadi santapan api.

“Saya sudah ikhlaskan semuanya kepada Allah SWT. Karena saya yakin, di balik setiap musibah pasti ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik,” katanya sambil tersenyum.

Firdaus mengaku belum tahu rencana apa yang mesti ia lakukan untuk melanjutkan usaha dagangnya ke depan. Lelaki itu hanya berharap pemerintah mau menyediakan tempat penampungan sementara bagi para pedangang yang menjadi korban kebakaran Pasar Senen sepert dirinya.

“Sekarang ini, saya ya cuma bisa berjualan seperti ini dulu (di pinggir trotoar). Harapannya sih, pemerintah segera membangun tempat penampungan sementara buat kami,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement