Ahad 22 Jan 2017 18:26 WIB

Ini Komentar Taufiq Ismail Soal Kasus Bendera Merah Putih Bertuliskan Arab

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Budi Raharjo
Personel Metallica saat membentangkan bendera Merah Putih dalam konser pada 2013 lalu.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Personel Metallica saat membentangkan bendera Merah Putih dalam konser pada 2013 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus bendera merah putih bertuliskan Arab saat demonstrasi yang digelar Front Pembela Islam (FPI) di Mabes Polri ramai menjadi perbincangan. Polisi juga sudah menangkap pembawa bendera tersebut.

Namun, kejadian tersebut sontak memantik kemunculan kasus-kasus serupa di media sosial, bendera merah putih yang ditulis dengan beragam rupa. Sebut saja bendera merah putih yang bergambarkan wajah musisi Iwan Fals, merah putih dengan bertuliskan Kita Indonesia atau bertuliskan "Metallica".

Sastrawan Taufiq Ismail tak mau berkomentar banyak terkait kasus tersebut. Hal itu saat akan menjawab pertanyaan dari audiens apakah pernah ada bendera merah putih yang ada tulisannya, dalam diskusi Aksi Bela Islam dan Ulama/Aktivis Islam Hadapi Kriminalisasi, di Masjid Baiturrahman, Jalan Dr Saharjo, Menteng Atas, Jakarta, Ahad (22/1).

“Saya pun juga lupa-lupa ingat, perlu meneliti dulu, saya nggak bisa jawab,” kata Taufiq.

Kendati demikian, Taufiq mengakui pada usia anak-anak pernah melihatnya. Namun, hal itu tidak terekam sehingga dirinya tak berani mengatakan kasus bendera merah putih yang ada tulisannya pernah ada sebelumnya. “Fakta-fakta perlu dikumpulkan dulu,” ujarnya.

Seperti diketahui, Polres Jakarta Selatan menangkap seorang pria berinisial NF yang diduga mengibarkan bendera merah putih bertuliskan Arab saat demo FPI di Mabes Polri. Polri menilai, kasus tersebut merupakan penghinaan terhadap lambang negara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement