Jumat 27 Jan 2017 10:30 WIB

Pemimpin Harus Fasih Baca Alquran

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni PTIQ Jakarta Jazilul Fawaid memberikan kata sambutan sebelum melepas rombongan safari dakwah di Institut PTIQ Jakarta, Rabu (25/1).
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni PTIQ Jakarta Jazilul Fawaid memberikan kata sambutan sebelum melepas rombongan safari dakwah di Institut PTIQ Jakarta, Rabu (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TENGAH-- Khataman Alquran bersama Safari Dakwah Nusantara Mengaji digelar di Ponpes  Raudhatul Alquran, Kota Metro, Lampung Tengah. Koordinator Nusantara Mengaji, Jazilul Fawaid, menyatakan Indonesia harus lebih semarak lagi dalam membaca Alquran. 

Karena itu, melalui berbagai kegiatan, Nusantara Mengaji terus mengajak masyarakat melaksanakan khataman Alquran.

"Tugas Nusantara Mengaji memang mengajak agar Indonesia kembali semarak dalam membaca Alquran," kata Jazil saat acara syiar Alquran Safari Dakwah Nusantara Mengaji di Kota Metro, Lampung, kamis, (26/01)

Syiar Alquran Nusantara Mengaji di Lampung mendapat atensi besar dari masyarakat. Ratusan santri dan masyarakat hingga pemerintah daerah pun turut hadir dan mengkhatamkan hingga terlaksana 100 kali khataman.

Menurut Jazil, ajakan Nusantara Mengaji mentradisikan membaca Alquran memang disampaikan untuk seluruh muslim di Indonesia. "Bahkan, para pemimpin baik di daerah atau pusat juga harus fasih dalam membaca Alquran," imbuhnya lagi.

Sebab, lanjut Jazil,membaca Alquran merupakan salah satu jalan agar Indonesia menjadi negara besar. "Karena berkah Alquran akan menjadikan suatu yang sulit menjadi mudah dan hal kecil menjadi besar, pungkasnya.

Safari dakwah nusantara mengaji hari kedua di Ponpes Raudhatul Alquran ini dihadiri oleh pengasuh Ponpes KH. Ali Qomaruddin, Wakil Wali Kota Metro Djohan, dan Direktur Bank Indonesia (BI) perwakilan Lampung, Arief Hartawan.

Direktur Bank Indonesia (BI) perwakilan provinsi Lampung, Arief Hartawan, mengatakan kegiatan syiar Alquran Safari Dakwah Nusantara Mengaji penting menjadi spiritualitas membangun bangsa. Menurutnya, salah satu keberkahan membaca Alquran dapat memajukan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Safari Dakwah Nusantara Mengaji di Kota Metro, Lampung. "Saya sangat meyakini itu (berkah Alquran-red). Membaca Alquran memberi ketenangan hati dan membuat pikiran terbuka sehingga kita bisa mencapai apa yang cita-citakan," ungkap Arief, kamis, 26/01.

Arief mengaku, saat mendapat undangan acara ini, ia memastikan memastikan bisa hadir langsung. "Sebab menurut saya, mendengar bacaan Alquran secara langsung, menggetarkan hati. Berbeda dengan sekadar dari rekaman," imbuhnya lagi.

Ia pun berharap kedepan kegiatan ini dapat dilaksanakan kembali di Lampung. "Saya berharap nanti diadakan lagi di Provinsi Lampung," tutupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement