REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu adegan yang menjadi perbincangan netizen dari Debat Pilkada DKI Jakarta kali ke dua pada Jumat (27/1) malam adalah aksi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang seolah menjadi wasit antara dua kubu yang berseteru.
Kala itu, moderator memberikan kesempatan kepada perwakila kandidat nomor urut satu untuk mengajukan pertanyaan kepada pasangan nomor urut tiga. Calon wakil gubernur nomor urut satu, Sylviana Murni, lantas berbicara tentang rendahnya keterlibatan masyarakat dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RT/RW). Namun, panjangnya penjelasan data membuata waktu Sylvi habis sebelum ia sempat mengutarakan pertanyaan.
"Pertanyaannya apa?" kata Anies Baswedan selaku calon gubernur nomor urut tiga sambil beranjak dari kursi dan mendekati area tengah podium. Sylvi pun menghampiri. Keduanya berada tepat di depan kursi pasangan nomor urut dua, Ahok-Djarot Saiful Hidayat.
Mengingat sudah kehabisan waktu, Sylvi tidak dapat berbicara melalui pengeras suara. Anies pun tak bisa mendengar pertanyaan yang Sylvi lontarkan. Ketika keduanya berkomunikasi, moderator mendekati mereka seraya memberikan peringatan. "Kepada paslon satu kembali ke tempat, waktu tidak bisa ditambah," kata Tina Talisa mengingatkan.
Melihat situasi seperti itu, Ahok pun bangkit dari kursinya. Ia bertingkah layaknya wasit yang memisahkan dua orang petarung di atas arena. Djarot juga sempat mengikuti polah Ahok. Saat itu, Sylvi dan Anies sudah beranjak ke posisi tempat duduknya masing-masing.
Adegan tersebut membuat penonton debat di Hotel Bidakara menjadi riuh. Anies kemudian mengambil alih panggung, sesuai dengan jatah waktu yang dimilikinya.