REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian membantah bom molotov meledakkan markas Front Pembela Islam (FPI) di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (2/2) subuh. Bom tersebut diduga dilempar oleh orang tak dikenal di saat suasana saat sepi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menegaskan bahwa posko yang jadi sasaran pelemparan bom molotov tersebut bukan markas FPI. "Bukan markas (Ormas). Itu kayak pos ronda, kayak rumah-rumah bedeng gitu loh. Itu hanya (tempat) untuk kumpul-kumpul. Itu kan kayak rumah bedeng," ujar Argo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/2).
Argo mengatakan di lokasi kejadian perkara juga tidak terdapat papan yang menunjukkan nama organisasi kemasyarakatan. Karena itu, Argo meminta agar masyarakat jangan mudah terpancing dengan isu yang beredar di media sosial. "Bukan markaslah. Makanya itu perlu diluruskan. Kalau konotasi orang itu rumah (posko), kan pasti ada papan namanya gitu. Itu rumah balai-balai aja," ucapnya.
Saat ini, kepolisian tengah menyelidiki siapa orang yang melemparkan bom molotov tersebut. "Sekarang kita lakukan penyelidikan. Kita akan cari (pelakunya) kita lidik dulu," kata Argo.
Informasi tersebut sekarang beredar luas di media sosial. Entah darimana informasinya, sebagian netizen langsung menyebutkan bahwa tempat yang dilempari bom molotov adalah markas FPI. Mereka menebak-nebak aksi ini merupakan bagian dari upaya untuk memancing FPI.
Sementara, Kapolres Jakarta Timur, Kombes Agung Budiyono mengatakan bahwa pihaknya belum memastikan apakah ledakan tersebut merupakan bom molotov. Menurut dia, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi. "Informasinya dari masyarakat, itu ledakan hanya meja dan kursi saja," kata Agung saat ditemui di Mapolda Metro Jaya.