Jumat 03 Feb 2017 06:53 WIB

Kementan Waspadai Antraks Serang Sapi NTB

Petugas harus mengenakan pakaian khusus saat bekerja dengan bakteri antraks.
Foto: AP
Petugas harus mengenakan pakaian khusus saat bekerja dengan bakteri antraks.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kementerian Pertanian mewaspadai bakteri bacillus anthracis menyerang sapi yang dipelihara peternak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Ini karena daerah NTB masih dinyatakan belum bebas dari penyakit antraks.

"Kami mewaspadai penyakit tersebut karena ini daerah endemik," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan Kementerian Peternakan, I Ketut Diarmitha, di Mataram, Kamis (2/2).

Hal itu dikatakan pada acara rapat koordinasi nasional (rakornas) I membahas target tiga juta sapi indukan wajib bunting melalui program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB). Diarmitha menjelaskan, antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas.

Penyakit tersebut bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia. "Antraks itu sebenarnya penyakit di dalam tanah. Yang berbahaya sporanya karena bisa hidup hingga 40 tahun. Kalau musim hujan naik ke rumput yang menjadi makanan sapi," ujarnya.

Pihaknya memberikan perhatian besar terhadap NTB, khususnya di Pulau Sumbawa, karena merupakan salah satu penyangga sapi nasional, selain Jawa Timur dan Bali. NTB setiap tahun memasok sapi bibit dan sapi potong ke berbagai provinsi di Indonesia.

"NTB juga sudah memprogramkan satu juta sapi dan menjadi salah satu daerah sasaran program SIWAB," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement