REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kebudayaan Palestina yang bermarkas di Malaysia berkunjung ke kantor Harian Republika, Kamis (2/2). Muslim Imran selaku ketua organisasi mengatakan, kedatangannya ke Indonesia untuk menarik perhatian isu Palestina bagi masyarakat Indonesia.
Muslim Imran mengatakan di Malaysia organisasinya sudah berkerja sama dengan banyak media. Semua media di Malaysia, kata Muslim, menulis tentang Palestina setiap hari.
“Ada beda bahasa Melayu dengan Bahasa Inggirs. Selama enam tahun membuat hubungan media Palestina dengan Malasyia. Khususnya di Gaza. Alhamdulliah sudah ada first time information,” katanya.
Setelah bertemu dengan beberapa organisasi dan partai politik di Indonesia, Muslim merasa ada beberapa partai yang belum memahami isu ini sepenuhnya.
“Isu Palestina saya yakin untuk semua bukan satu kumpulan saja. Walaupun pendapatnya berbeda tapi kami mau bagi our view point. Partai-partai di sini ada understanding yang sama macam kita tapi ada juga yang beda ada yang masih missconception saya harap ke Republika ada missconception changing. Insya Allah,” katanya.
Selain itu Muslim juga berharap ada pemberitaan tentang berbahayanya normalisasi yang dilakukan Israel di Tepi Barat. Jelas, katanya, normalisasi ini sangat berbahaya bagi rakyat Palestina. Tapi juga akan menjadi buruk untuk Indonesia.
“Untuk imej dan diplomasi di mata negara-negara muslim,” katanya.
Muslim mengatakan generasi Israel hari ini bukan seperti para pendahulunya. Mereka kurang daya juang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kali pertempuran dan bentrokan yang terjadi. Dengan begitu ia berharap kemerdekaan Palestina dapat diraih sebentar lagi.
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi mengatakan, isu Palestina sudah lama menjadi fokus Republika. Mungkin, kata Irfan, tidak ada media besar yang menaruh perhatian kepada Palestina sebesar Republika.
“Untuk Republika isu Palestina adalah isu penting dan kami juga sudah beberapa kali mengirim wartawan ke Gaza untuk meliput peristiwa yang terjadi di Gaza sudah empat atau lima orang yang sudah kami kirim ke Gaza dan kami punya hubungan yang bagus juga dengan rumah sakit Indonesia di Gaza, itu kami support penuh rumah sakit itu,” kata Irfan.
Irfan mengatakan warga Gaza sudah menjadi bagian dari keluarga Republika. Bagi Republika isu ini bukan hanya masalah negara tetangga, tapi juga masalah umat Islam dan kemanusian.
“Masalah yang harus terus kita angkat supaya solidaritas ke Palestina tetap terus meningkat. Kita lakukan mudah-mudah bisa membantu Palestina supaya pemberitaan yang lebih terangkat. Kami juga support terus apa yang dilakukan orang Indonesia untuk Palestina. Entah itu pengiriman bantuan, informasi juga perjuangan rakyat Palestina,” kata Irfan.