REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 33.000 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) diterjunkan untuk membantu korban banjir di sejumlah daerah di Indonesia.
Mensos mengatakan bahwa pihaknya setiap kali menerima laporan terjadi bencana, langsung meminta Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam untuk menggerakkan Tagana membantu para korban.
"Kami gerakkan dari daerah terdekat yang tidak terkena bencana," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam pernyataan tertulis, Sabtu.
Kesiapsiagaan Tagana, lanjut Mensos, sangat penting mengingat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sebanyak 323 kabupaten/kota di Indonesia sangat rawan bencana.
Khofifah menjelaskan bahwa tim Kemensos tengah melakukan pendataan terhadap korban banjir di berbagai titik. Fokus setelah pendataan adalah pendistribusian bantuan secara merata.
"Saya minta seluruh personel Tagana dan sarana dapur umum lapangan selalu siaga di daerah terdekat. Pastikan 1 jam mereka langsung di lokasi bencana," tegas Khofifah.
Ia mencontohkan seperti banjir di Kabupaten Pasuruan, Sampang, serta sejumlah daerah di Jawa Timur yang terdampak, Kementerian Sosial telah mendirikan dapur umum lapangan (dumlap).
Dumlap disiagakan untuk warga yang masih berada di pengungsian. Sementara itu, bagi warga yang telah kembali ke rumah seiring dengan banjir yang telah surut, bantuan beras dikirimkan kepada keluarga masing-masing.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasuruan, sebanyak 12.935 kepala keluarga terdampak banjir. Sementara itu, di Kabupaten Sampang sebanyak 11.426 kepala keluarga.