REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin pada Selasa (7/2) mengabaikan penolakan pembawa acara Fox News meminta maaf atas pernyataannya tentang Presiden Rusia Vladimir Putin. Kremlin mengatakan perkataan pembawa acara itu sangat mencerminkan saluran televisi Amerika Serikat itu.
Dalam wawancara dengan Presiden AS Donald Trump yang disiarkan pada akhir pekan lalu, pembawa acara Fox News, Bill O'Reilly, menyatakan Putin sebagai pembunuh saat ia mencoba menekan Trump untuk menjelaskan lebih lengkap mengapa dia menghormati timpalannya dari Rusia itu.
Kremlin pada Senin menyatakan menginginkan permintaan maaf atas pernyataan tidak dapat diterima dan menghina itu, tapi O'Reilly menolak seruan minta maaf itu.
"Saya berusaha meminta maaf, tapi mungkin akan memakan sedikit waktu. Anda mungkin ingin mengetahuinya sekitar 2023," kata O'Reilly di Fox News pada Senin (6/2).
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada Selasa dia dan O'Reilly memiliki pemahaman berbeda tentang sikap santun dan menyindir Kremlin akan kembali mengangkat masalah ini pada 2023. "Kejadian itu sangat disayangkan untuk perusahaan Fox, setidak-tidaknya di mata kami," kata Peskov, yang mengatakan perilaku O'Reilly sangat mencerminkan penyiaran itu, jaringan teratas berita kabel di Amerika Serikat.
Peskov menyatakan Kremlin tidak akan meneruskan masalah itu. "Kami tidak cenderung membesar-besarkan ini atau melempar keluar dari proporsinya," kata Peskov.