Kamis 09 Feb 2017 13:45 WIB

BPBD Karawang Perpanjang Status Siaga Bencana

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Aliran deras Sungai Citarum akibat dibukanya pintu spillway Waduk Saguling karena tingginya debit air di Kampung Cisameung, Desa Rajamandalakulon, Kecamatan Cipatat, Kabupten Bandung Barat, Ahad (13/11).
Foto: Mahmud Muhyidin
Aliran deras Sungai Citarum akibat dibukanya pintu spillway Waduk Saguling karena tingginya debit air di Kampung Cisameung, Desa Rajamandalakulon, Kecamatan Cipatat, Kabupten Bandung Barat, Ahad (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, memerpanjang status siaga bencana sampai 27 Maret mendatang.  Kepala BPBD Kabupaten Karawang, Asip Suhendar, mengatakan, sebelumnya status siaga bencana berlaku November 2016 hingga Januari 2017, namun diperpanjang mengingat, curah hujan serta angin kencang diperkirakan masih terjadi.

"Meskipun, bencana yang ditimbulkan cuaca ekstrem di Karawang ini belum terlalu menonjol. Tapi, kita tetap siaga," ujar Asip, kepada Republika.co.id, Kamis (9/2).

Menurutnya, Karawang terdiri dari 30 kecamatan. Dari luasan tersebut, 13 kecamatan di antaranya rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, serta angin ribut. 

13 kecamatan itu, yakni, Karawang Barat, Karawang Timur, Teluk Jambe Barat, Teluk Jambe Timur, Pangkalan, Rengasdengklok, Cibuaya, Batujaya, Pakisjaya, Cilebar, Tempuran, Cilamaya Wetan, dan Cilamaya Kulon. Ada dua kecamatan lainnya, yang sering banjir, yakni Lemah Abang dan Telagasari. Tetapi, dua kecamatan itu banjirnya disebabkan luapan Sungai Cilamaya.  

Asip mengakui, wilayahnya ini rawan banjir disebabkan oleh sejumlah faktor. Yaitu, ada tiga sungai besar yang membelah Karawang. Yakni, Sungai Citarum, Cibeet, dan Cilamaya. Bila curah hujan tinggi, lalu ketiga sungai itu meluap, maka wilayah yang paling dekat dengan sungai tersebut akan tergenang banjir.

Karena itu, pihaknya terus meningkatkan pengawasan di ketiga sungai itu. Pengawasan disini, tentunya melibatkan sejumlah pihak. Mulai dari PJT II Jatiluhur, sebagai pengelola Citarum sampai masyarakat.

Bila ada laporan dari masyarakat mengenai tanggul sungai yang retak ataupun jebol, maka petugas langsung cek ke lapangan. Bila masih bisa ditangani, maka tanggul tersebut akan ditambal menggunakan karung berisi pasir atau tanah. "Namun, bila kerusakannya parah, kami laporkan ke PJT II Jatiluhur atau BBWS Citarum, supaya segera diperbaiki," ujarnya.

Sementara itu, Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, dr Rasim, mengatakan, saat ini pihaknya juga turut siaga. Apalagi, hujan disertai angin kencang masih kerap terjadi di wilayah Karawang. Dengan kondisi ini, pihaknya sudah menyiapkan segala sesuatunya. Terutama, obat-obatan. "Kami khawatir, banjir besar seperti 2010 silam akan terulang lagi. Makanya, kita turut siaga," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement