Sabtu 11 Feb 2017 00:03 WIB

Ahok Sebut Sylvi Memfitnah, Anies: Perkataan Sylvi Ada Buktinya

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Ilham
3 pasang calon gubernur-wakil gubernur DKI bersalaman usai mengikuti acara debat terbuka
Foto: Raisan Al Farisi/Republika
3 pasang calon gubernur-wakil gubernur DKI bersalaman usai mengikuti acara debat terbuka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur nomor urut dua Sylviana Murni mengatakan, pejawat Basuki Tjahaja Purnama tidak melakukan perlindungan terhadap kaum perempuan. Menurut Sylvi, Ahok justru sering melakukan kekerasan verbal kepada para kaum ibu.

Sylvi menyinggung kasus seorang ibu yang dibentak dan dituduh maling oleh Ahok. "Itu sudah viral," kata Sylvi dalam acara debat final Cagub-Cawagub DKI Jakarta, Jumat (10/2).

Ahok sendiri merasa tak terima dan menyebut Sylvi melakukan pembangunan opini yang salah terhadap dirinya."Paslon satu dan paslon tiga ini kok terus memfitnah. Kalau enggak ada program baik ya lebih elegan dong," ujar Ahok. 

Menurut Ahok, tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan di Jakarta lantaran banyaknya LSM di Jakarta sehingga banyak para warga yang melakukan pelaporan. Sementara, kasus seorang ibu yang disinggung Silvy hanya terjadi sekali.  "Satu kasus dibesar-besarkan," kata Ahok. 

Ahok pun menyinggung soal ibu-ibu yang suka foto sama dia. "Bagaimana bisa lakukan kekerasan, malah didatangi. Dalam Pilkada ini jangan lakukan fitnah. Mari kita lombakan program. Toh, Ibu Sylvi ini kan juga pejabat yang tidak mau kenal PNS jabatan rendah," kata Ahok. 

Namun, calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan justru sependapat dengan Sylvi. Menurut Anies, tuduhan Sylvi bukanlah fitnah karena terdapat bukti kekerasan verbal yang dilakukan Ahok saat masih menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur yang bahkan menjadi viral di media sosial.

Terus mendapatkan serangan dari paslon satu dan paslon tiga, pasangan Ahok, Djarot Saiful Hidayat menegaskan, dalam mendidik warga harus ada kalimat yang tegas. Itu, kata dia, untuk membentuk moral yang jujur dan bertanggungjawab. 

"Toh sekarang Pak Ahok juga sudah belajar. Kami memang menegakkan antikorupsi sehingga untuk pendidikan harus ada shock therapy agar masyarakat bertanggungjawab," kata Djarot. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement