REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Banjir bandang susulan di Desa Sambalia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menghanyutkan 13 rumah pada Jumat (10/2) sekitar pukul 02.30 WITA.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat, H Mohammad Rum di Mataram, Sabtu mengatakan dari 13 rumah yang hanyut tersebut, dua rusak total dan 11 rumah sebagian bangunannya yang hanyut. "Banjir bandang susulan terjadi ketika hujan lebat turun sekitar pukul 00.00 WITA," katanya.
Selain rumah yang hanyut, kata dia, jembatan di Desa Sambelia, putus total. Banjir bandang susulan juga menerjang Desa Sugian, Kecamatan Sambalia, yang menyebabkan tanggul sungai Pedek jebol, satu sekolah dasar rusak berat, satu rumah rusak berat dan 75 rumah rusak ringan.
BPBD NTB juga mendapat laporan banjir bandang susulan terjadi di Desa Dara Kunci, pada saat bersamaan. Banjir susulan tersebut menyebabkan damrah Menanga Rea telah berubah menjadi sungai dan akses jalan terputus. Warga di Dusun Batu Sela, juga terisolir.
"Desa Belanting juga diterjang banjir susulan, namun kami belum bisa memperoleh data dampaknya karena akses jembatan terputus pada saat banjir bandang pada Kamis (9/2)," ujarnya.
Tim BPBD Kabupaten Lombok Timur, kata Rum, sudah mengevakuasi warga terdampak banjir di Desa Sambalia, dan Dara Kunci.
Evakuasi warga secara mandiri juga dilakukan di Desa Sugian, dan Desa Belanting, karena akses jalan tidak bisa dilalui. Evakuasi diarahkan menuju pasar tradisional Sambalia, masjid terdekat, kantor desa dan kantor camat. "Tadi pagi, pengungsi di kantor Camat Sambalia semua telah kembali ke rumah, kecuali warga yang rumahnya hanyut dan hancur," ucapnya pula.
BPBD NTB hingga saat ini belum memperoleh data jumlah jiwa yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Sambalia, sejak Rabu (8/2) hingga Sabtu (11/2).
Sebelumnya diberitakan, empat jembatan hancur akibat banjir bandang di Kecamatan Sambalia, pada Kamis (9/2). Dua di antaranya putus total dan dua jembatan hampir putus.