REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sukses menyabet prestasi level dunia membuat Persatuan Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) mulai melirik dunia pesantren. Ketua Persatuan Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI), Eka Wahyu Kasih, berharap olahraga ini bisa diperkenalkan ke sekolah, termasuk berbagai pondok pesantren yang ada di negeri ini.
''Ini perlu dilakukan untuk mengubah pandangan terhadap olahraga bridge itu sendiri sekaligus menjaring bakat-bakat muda yang nantinya dapat berprestasi,'' katanya kepada ROL usai memberikan bonus kepada atletnya di kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (18/11).
Seperti diketahui, Indonesia baru saja menorehkan prestasi di tingkat dunia melalui cabang olahraga bridge. Adalah pasangan Henky Lasut dan Eddy Manoppo yang sukses menyabet gelar juara dunia kategori pasangan senior di Kejuaraan Dunia bridge bertajuk "Red Bull World Bridge Series" ke-14 di Sanya, Cina, pada 15-25 Oktober lalu.
Eka mengatakan, olahraga bridge merupakan salah satu olahraga di Indonesia yang mampu tampil konsisten dalam prestasi. Terbukti, selama 30 tahun, posisi Indonesia di Asia Tenggara tak terkalahkan. Begitu juga di tingkat Asia Pasifik.
''Selama 40 tahun, tim merah putih selalu mampu berdiri kokoh dengan raihan total medali terbanyak. Bahkan di Tiongkok kita dapat peringkat empat dunia," kata dia denga penuh bangga.
Sayangnya, kata dia, olahraga bridge masih dianggap sebelah mata dan diidentikkan dengan hal negatif. Padahal, melalui olahraga tersebut dapat meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia. Apalagi, olahraga ini merupakan olahraga sederhana yang paling mudah dalam hal sarana dan prasarana.
"Olahraga ini bisa dimainkan dimana saja dengan menggunakan bridge, tidak perlu tempat khusus," kata dia.