REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Tatkala menjadi tuan rumah SEA Games 2011, Pemerintah Indonesia membangun fasilitas mumpuni untuk olahraga dayung di Situ Cipule, Karawang, Jawa Barat.
Namun, sebagaimana lazimnya kebiasaan di Tanah Air, pascaperhelatan pesta olahraga terbesar seantero Asia Tenggara tersebut, berbagai fasilitas di Situ Cipule terbengkalai dan tak terawat. Benar-benar tidak layak untuk digunakan sebagai sarana latihan dayung yang meliputi sejumlah kategori semisal kano, kayak hingga perahu naga.
"Tidak ada perhatian dari pemerintah maupun PJT2 (Perum Jasa Tirta 2) bahwa venue yang begitu bagus, sekarang isinya hanya eceng gondok saja," kata manajer tim dayung kategori kayak dan kano Indonesia Hari Sidharta melalui sambungan telepon kepada wartawan Indonesia yang bermarkas di Main Press Centre, Singapore National Stadium, Singapura, Selasa (9/6).
Menurut Hari, kondisi tersebut sudah tentu mengurangi kesempatan atlet-atlet Indonesia dari cabang dayung berlatih dengan maksimal. Lebih-lebih Cipule memiliki keunggulan dibanding tempat berlatih tim dayung sekarang yaitu Jatiluhur, Purwakarta, Jabar.
Di situ, latihan praktis tidak terganggu angin, gelombang hingga arus bawah air. Jauh berbeda dari pada Jatiluhur yang berangin, bergelombang serta memiliki arus yang kuat. Keluhan Hari ihwal kondisi Cipule diutarakan seusai tim dayung Indonesia kategori kano dan kayak hanya mampu meraih tiga emas, empat perak dan enam perunggu, pada perhelatan SEA Games 2015 Singapura.
Kepastian itu didapat seusai pada hari terakhir perlombaan di Marina Channel, Selasa (9/6), Indonesia menambah dua emas melalui Spensstuber Mehue dari nomor C1 200 meter putra dan duo Gandie dan Mugi Harjito dari nomor K2 200 meter putra.
Raihan tiga emas lebih rendah dari target yang dibebankan Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dan Komite Olimpiade Internasional (KOI).
Hasil di SEA Games 2015 juga lebih buruk ketimbang pencapaian pada penyelenggaraan SEA Games 2013 Myanmar. Ketika itu, tim dayung Indonesia kategori kano dan kayak memperoleh empat emas, lima perak dan satu perunggu. Sementara, dua tahun sebelumnya di Indonesia, tim mampu memperoleh enam emas, lima perak dan dua perunggu.
"Dari target yang kita harapkan kan empat emas. Tapi, kita hanya dapat tiga sampai hari ini. Satu miss memang," ujar Hari yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PB PODSI.