REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Agus Prayogo akhirnya mampu mempersembahkan medali emas bagi Indonesia setelah menjadi yang terbaik pada nomor 10 ribu meter putra SEA Games 2015 di lintasan Stadion Nasional, Singapura, Rabu (10/6), setelah sebelumnya gagal di nomor 5.000 meter.
Raihan emas dari Agus Prayogo merupakan yang ketiga bagi cabang olahraga atletik setelah sebelumnya Triyaningsih merebut emas nomor 5.000 meter dan Hendro yang meraih emas dari nomor jalan cepat.
"Bisa dikatakan hari ini saya balas dendam setelah kurang bagus di nomor 5.000 meter. Terima kasih kepada semua pihaknya yang telah memberikan dukungan selama ini," kata Agus Prayogo usai menyelesaikan perlombaan.
Pelari jarak jauh andalan Indonesia menyelesaikan 24 putaran lintasan lari Stadion Nasional, Singapura dengan catatan waktu 29 menit 41,56 detik. Untuk perak direbut atlet Thailand, Boonthung Srisung dengan waktu 30 menit 5,22 detik dan perunggu untuk atlet Myanmar, San Naing dengan waktu 30 menit 26,23 detik.
Menurut Agus, kemenangan yang diraih di Singapura ini dinilai cukup membanggakan karena mampu mengambil kembali emas yang sebelumnya terlepas di SEA Games 2013 Myanmar.
"Terakhir saya merebut emas pada SEA Games 2011. Setelah itu emas terlepas karena saya sakit. Makanya saya berusaha semaksimal mungkin untuk mengambilnya di sini dan akhirnya dapat," kata pria yang telah mengoleksi empat emas dari ajang kejuaraan dua tahunan terbesar di Asia Tenggara itu.
Pria yang juga berprofesi sebagai TNI memang terlihat meyakinkan saat star dimulai. Agus Prayogo terus memimpin sejak putaran pertama. Saat itu semua peserta yang turun jaraknya dekat. Namun, pada putara keenam, Agus mulai memisahkan diri dengan yang lain.
Dengan berlari stabil, Agus sulit dikejar oleh atlet lainnya yang berada dibelakang termasuk atlet yang mengalahkannya pada nomor 5.000 meter yaitu Nguyen Van Lai dari Vietnam. Atlet Thailand sebenarnya mampu mendekat, namun pada putara ke-15 Agus langsung meningkatkan kecepatan hingga memasuki garis finis.
"Memang benar. Saya meningkatkan kecepatan. Hasil tarik dari awal sangat bagus. Akhirnya saya kembali bisa membawa medali emas," kata Agus sambil membentangkan bendera Merah Putih.
Agus menegaskan apa yang dilakukan pada kejuaraan dua tahun ini bisa dikatakan sebagai perjudian karena dirinya mempunyai prinsip akan terus didepan meski hal tersebut mengancam hasil akhirnya. Namun, langsung tarik yang dilakukan justru berbuah manis bagi dirinya dan Indonesia.