Kamis 11 Jun 2015 17:14 WIB
Laporan SEA Games dari Singapura

Dari Lapas Menuju Emas

Rep: muhammad iqbal/ Red: Citra Listya Rini
  Atlet rowing Indonesia
Atlet rowing Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Semua berawal pada 2012 lalu.  Ketika itu, Memo hanya seorang pemuda tanggung yang mendiami suatu daerah di Pulau Seram, Kepulauan Maluku. Lazimnya para remaja, kenakalan sempat membuatnya tersangkut permasalahan hukum.

Akibatnya, Memo harus rela mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Maluku Tengah selama satu tahun.  Namun, segalanya berubah seusai dirinya bersua Corres Hustaf Sahupala, pelatih cabang olahraga dayung asal Provinsi Maluku.  Pascabebas, Memo pun dikenalkan dan dilatih untuk menekuni rowing, salah satu kategori dayung.  

Setelah menjalani latihan keras, sosok dengan tinggi badan 193 cm ini bertransformasi menjadi salah satu atlet rowing potensial.  Tak mengherankan jika Memo pun ditetapkan sebagai salah satu peserta pemusatan latihan nasional di Cileunca, Pengalengan, Jawa Barat, oleh Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI). 

Pelatnas dimaksudkan untuk mempersiapkan diri menghadapi SEA Games 2013 Myanmar.  Namun, partisipasi perdana Memo tidak berakhir manis.  Sebab, di nomor single sculls putra, Memo hanya mampu merebut medali perunggu.  Singkat cerita, dua tahun pun berselang.  

Dengan brilian, pemuda 20 tahun ini membalas tuntas kegagalannya di Myanmar dua tahun silam.  Bertempat di Marina Channel, Singapura, Kamis (11/6), Memo sukses meraih medali emas kategori rowing single sculls 500 meter.  Catatan waktunya 1.31.50 detik.   

Unggul 1.69 detik atas wakil Myanmar Aung Ko Min dan 3.45 detik terhadap pedayung Thailand Prem Nampratueng.  Berbicara kepada wartawan seusai seremoni pengalungan medali, Memo mengaku senang dengan emas yang diperoleh.  "Senang pokoknya.  Gak nyangka," ujar Memo.  

Menurut Memo, persaingan sepanjang lomba teramat sengit.  Terutama dengan Aung Ko Min asal Myanmar.  Namun, hasil latihan keras membuatnya sukses menembus finis pertama.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement