REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenpora, KONI dan KOI mengadakan rapat pra evaluasi SEA Games 2015 di kantor Kemenpora hari ini, Selasa (23/6). Untuk pembahasan rapat pra evaluasi tersebut, Ketua KOI Rita Subowo menyebutkan beberapa catatan KOI untuk dijadikan bahan evaluasi tentang SEA Games 2015.
Seperti political real pemerintah, hal teknis jelang sampai SEA Games selesai, Administrasi dan pendanaan. Termasuk mengikutsertakan catatan dari Chef de Mission Indonesia di SEA Games 2015 Taufik Hidayat.
Namun yang terpenting kata Rita untuk dievaluasi adalah perbedaan pendapat antara Menpora dengan Satlak Prima. Karena perbedaan tersebut sangat berpengaruh dalam pencapaian kontingen pada setiap Cabang Olahraga (Cabor) di SEA Games 2015 kemarin.
Di SEA Games, Menpora Imam Nahrawi berharap Indonesia mampu menargetkan 72 mendali emas tapi Satlak hanya mampu menargetkan 46 mendali. Sampai SEA Games berakhir belum diketahui penyebab perbedaan itu.
"Harusnya Satlak Prima harus satu suara dengan pemerintah. Kalau pemerintah bilan X maka hasilnya harus X," kata Rita Subowo kepada Republika Online (ROL), Selasa (23/6).
Rita menyarankan pada laga Internasional tahun depan terutama Asian Games 2018 di Indonesia, perbedaan itu tidak lagi boleh terjadi. Jika Satlak Prima mempunyai perbedaan pendapat harusnya diungkapkan jelang perhelatan digelar.
Dengan mengungkapkan perbedaan itu, KOI dan Stakeholder lainnya bisa membantu untuk menyesuaikan target yang bisa dicapai. "Kalau ada perbedaan harusnya bicara di awal. Jadi kita tahu bedanya di mana, biar bisa dibantuin gitu," kata Rita Subowo.