Kamis 03 Sep 2015 23:00 WIB

Panahan Jadi Andalan di Olimpiade 2016

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Fernan Rahadi
Atlet panahan Ika Yuliana Rochmawati
Foto: Marcio Jose Sanchez/AP
Atlet panahan Ika Yuliana Rochmawati

REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, dalam pernyataannya dalam Kejuaraan Nasional Panahan Ganesha Open 2015 di Bandung, Ahad (23/8), mengatakan kejuaraan panahan akan dijadikan sebagai kalender tahunan guna mencetak atlit yang berprestasi. Tidak hanya itu, cabor ini juga ditargetkan menjadi salah satu cabor andalan Indonesia yang mendulang emas.

Menjelang Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016 mendatang, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Djoko Pekik Irianto, pekan lalu mengatakan menargetkan raihan dua medali emas di Olimpiade mendatang, yakni satu dari cabang olah raga (cabor) bulu tangkis dan satu lagi dari cabor panahan atau angkat besi.

Dengan demikian, Indonesia berharap banyak pada cabang olahraga panahan yang pernah mendulang medali pertama kalinya pada 1988 ini. Manajer Tim Panahan Indonesia, Adi Purnomo, mengatakan Indonesia sudah meloloskan dua tiket untuk satu putra dan satu putri ke Olimpiade 2016.

Dalam Kejuaraan Dunia Panahan 2015 di Kopenhagen, Denmark, pada 26 Juli-2 Agustus lalu Indonesia berhasil meriah dua tiket di kategori recurve yaitu satu putra dan satu putrid. Tiket ini diperoleh setelah keberhasilan pemanah putri Ika Yuliana Rochmawati menembus fase delapan besar, dan kesuksesan pemanah putra Riau Ega Agata Salsabia dalam menembus partai final kualifikasi olimpiade.

Indonesia sukes di nomor perseorangan, namun tim di nomor beregu gagal menembus 16 besar. Tim putri digawangi oleh tiga srikandi Diananda Choirunisa, Titik Kusumawardani, dan Ika Yuliani. Sementara tim putra digawangi oleh Hendra Purnama, Riau Ega Agata Salsabila, dan Muhammad Hanif Wijaya.

Artinya, Indonesia sudah memiliki dua tiket untuk melaju ke Olimpiade 2016. Tinggal satu lagi tiket beregu yang harus tim panahan ini perjuangkan di turnamen selanjutnya. Meski demikian, Adi mengatakan belum memastikan siapa nama yang ditunjuk menjadi wakil Indonesia di kategori perseorangan tersebut. Rencananya, akan dilakukan seleksi untuk menentukan nama-nama atlet yang akan maju di Olimpiade. Apalagi, tiket beregu belum keluar. Pada 1 Mei 2016 mendatang, nama sudah harus dipastikan dan tidak ada penggantian lagi untuk daftar ke Olimpiade.

Saat ini, Adi menuturkan akan mengkonsolidasikan kembali dengan semua pihak baik atlit dan pengurus untuk membahas persiapan dan program jangka pendek ke depan.  Apalagi, para atlet menurutnya terkendala oleh persoalan sekolah dan pekerjaan mereka.

Dalam waktu dekat, para atlet panahan akan fokus terlebih dahulu untuk mengikuti kejuaraan tingkat Asia di Bangkok, Thailand, pada November mendatang. Di kejuaraan ini, Indonesia tidak berhak merebut tiket lagi. Turnamen ini diperuntukkan bagi negara yang belum meraih tiket ke Olimpiade. Sementara, Indonesia sudah mengantongi dua tiket di turnamen sebelumnya.

Selanjutnya, atlet panahan akan mengikuti babak kualifikasi PON. Rencananya, mereka akan diberi peluang untuk menjalani training camp di Spanyol pada Desember. Namun, belum ada kepastian akan agenda ini.

Setelah itu, barulah tim panahan Indonesia fokus untuk merebutkan tiket beregu dalam kejuaraan yang rencananya bakal digelar di Antalya, Turki, atau Polandia. Di turnamen yang dijadwalkan pada Februari-Maret inilah, Indonesia diberi kesempatan untuk meloloskan tim beregu panahan ke Olimpiade Rio.

Usai melewati serangkaian turnamen dan persiapan ini, tim panahan akan menentukan nama dan fokus mempersiapkan pertandingan di Olimpiade Rio. Adi mengungkapkan senang bahwa cabor panahan menjadi andalan untuk mendulang prestasi. Pihaknya akan membahas terlebih dahulu mengenai persiapan teknis dalam menjalankan program-program ke depan.

“Inginnya sukses lagi, mudah-mudahan menoreh emas lagi,” ujar Adi kepada Republika, Rabu (26/8).

Sementara itu, pelatih recurve panahan, Nurfitriyana, mengatakan  program pelatihan saat ini belum berjalan intensif. Menurutnya, tidak ada strategi khusus persiapan menjelang Olimpiade Rio. Meski begitu, sebagai pelatih ia tetap memastikan anak-anak asuhnya agar tetap fit, tidak merasa jenuh, menjaga konsentrasi dan koordinasi gerakan mereka. Pelatihan mulai diintensifkan kembali pada September mendatang.

Pada dasarnya, hampir semua atlet panahan sudah merasakan menjadi juara dalam pertandingan. Karena itu, tahapan selanjutnya ialah membangkitkan semangat mereka ke jenjang Olimpiade. Ia mengungkapkan, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk menambah tiket beregu di kejuaraan pada awal tahun depan. Karenanya, timnya difokuskan terlebih dahulu untuk meraih tiket beregu menuju Olimpiade Rio. 

“Harus optimis untuk meraih tiket kembali. Mudah-mudahan bisa mengambil tiket lagi dalam kejuaraan nanti di awal tahun. Setelah itu, baru fokus mendulang emas,” ungkap peraih medali perak di tim beregu pada 1988 ini.

Ia berharap, panahan Indonesia mampu meraih prestasi gemilang seperti halnya pada tahun 1988. Karena setelah itu, kata dia, Panahan Indonesia seperti tenggelam dan hanya memberangkatkan satu atau dua atlit ke Olimpiade.

Tahun 1988 adalah momen bersejarah bagi Indonesia, karena dalam Olimpiade Seoul di tahun itu Indonesia berhasil membawa pulang medali pertama yaitu medali perak dari cabang panahan. Saat itu, 3 srikandi yakni Nurfitriyana S. Lantang, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani berhasil memboyong medali pertama untuk Indonesia di ajang olahraga dunia ke-24 yang digelar pada 17 September-2 Oktober 1988. Ketiga srikandi itu mengalahkan tim panahan Amerika Serikat dan melahirkan legenda sembilan anak panah. Dengan demikian, Indonesia berhasil keluar sebagai juara kedua dan berhak atas medali perak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement