REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengaku kecewa dengan hasil penjaringan calon ketua umum untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berharap, tak ada aklamasi dalam Musyawarah Nasional (Musornas) KONI yang bakal dihelat pada pekan ini.
Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan di Kemenpora, Gatot Dewa Broto mengatakan, semestinya hasil penjaringan caketum KONI menyorongkan sejumlah nama di bursa pemilihan. Menurut dia, itu sebagai bentuk sportifitas dalam berkompetisi memimpin badan keolahragaan.
"Ini (KONI) bukan satu ladang kering yang tidak menarik. Banyak yang tertarik (menjadi Ketum KONI) tapi terganjal," kata dia di Kemenpora, Jakarta, Selasa (24/11).
Gatot yang juga sebagai Juru Bicara Kemenpora itu pun mengatakan perlu ada perubahan di pucuk organisasi KONI. Gatot mengacu pada dua badan olah raga lainnya yang mampu melakukan regenerasi total.
Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Satuan Tugas Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) terbukti bisa memberikan ruang partisipasi anggota untuk menyegarkan kepengurusan. Apalagi, regenerasi kepengurusan tersebut harus dilakukan dengan alasan peningkatan prestasi.
Gatot mengatakan, desakan masyarakat agar prestasi olah raga Indonesia semakin mengkilap. Akan tetapi, KONI selama ini dia katakan belum mampu menjawab keinginan publik dan juga pemerintah.
Ditanya apakah itu artinya Kemenpora menghendaki agar ada nama baru yang memimpin KONI, Gatot mengatakan figur baru tersebut memang seharusnya dimunculkan. "Jawabannya iya (harus ada Ketum KONI yang baru)," ujar dia.