REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)mengumumkan lima anggota Tim Kecil. Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan di Kemenpora, Gatot Dewa Broto mengungkapkan lima anggota tim komunikasi cetusan Presiden Joko Widodo itu dihuni para diplomat, pesepak bola, dan dari pemerintahan juga mantan pemangku jabatan keolahragaan.
Gatot, yang juga merangkap sebagai Juru Bicara Tim Transisi itu mengungkapkan, lima anggoto tersebut antara lain mantan Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Djoko Susilo, dan diplomat senior Makarim Wibisono. Selain itu, ada nama mantan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo. Selain itu, ada juga Dede Sulaiman sebagai perwakilan dari personal sepak bola Tanah Air.
"Terakhir ada saya sendiri (Gatot Dewa Broto) perwakilan dari sini (Kemenpora)," kata Gatot, saat ditemui Republika, Kamis (3/12). Dikatakan Gatot, nama-nama tersebut belum mulai bekerja. Namun, sudah resmi sebagai tim yang nantinya bakal menjadi wadah komunikasi baru antara Indonesia dengan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Tim Kecil bakal menjadi wadah baru reformasi tata kelola sepak bola Indonesia. Tim itu berawal dari ide Presiden Jokowi saat menjadi tuan rumah penyambutan delegasi FIFA bersama Federasi Sepak Bola Asia (AFC) November lalu. Tim itu dimaksudkan agar ada perwakilan dari pemerintah untuk bisa mengakses komunikasi langsung antara Indonesia dan FIFA.
Gatot menerangkan sebab selama ini, pemerintah dan FIFA punya komunikasi yang buruk. Namun, kata dia, ada kesepakatan antara Istana Negara dan FIFA untuk sama-sama memperbaiki komunikasi tersebut. Itu diperlukan agar FIFA memberi pengampunan dan mengakhiri sanksi internasional terhadap sepak bola Tanah Air.
Mantan Duta Besar Indonesia di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Makarim Wibisono dalam obrolan bersama Republika, Kamis (3/12)menyampaikan, belum menerima surat resmi permintaan dari pemerintah soal keanggotaannya di Tim Kecil. Akan tetapi, dia memahami pembentukan tim tersebut punya maksud baik. "Mungkin Kemlu (Kementerian Luar Negeri) yang mengusulkan (nama) saya," ujar dia.
Dikatakan Makarim, partisipasinya bersama Tim Kecil punya maksud agar cara-cara diplomasi digunakan Indonesia untuk berkomunikasi dengan FIFA. Mengingat, FIFA dan juga AFC, dua badan internasional yang meskipun independen, namun menerima bentuk komunikasi yang baik.
Ditanya soal apakah dirinya bersedia menjadi pembuka keran diplomasi yang dimaksud, mengingat persoalannya, yaitu menyangkut kondisi sepak bola Tanah Air? Makarim mengatakan, konflik olah raga di Indonesia juga bagian dari kepentingan nasional. Apalagi, menurut dia, persoalan itu sudah masuk ke ranah internasional. Sebab itu, dengan diplomatis dia mengatakan bersedia.
"Saya pasif saja. (Tapi) kalau untuk memperjuangkan kepentingan nasional (di internasional) saya anggap itu sebagai pengabdian," ujar dia.