REPUBLIKA.CO.ID, Harapan Indonesia untuk tidak lagi sekedar jadi penonton dalam ajang balap mobil paling bergengsi di dunia, Formula 1 (F1) bisa segera terwujud. Asa itu menyusul kepastiannya tawaran sejumlah tim F1 kepada pembalap andalan Indonesia yang kini terjun di kelas GP2 Series, Rio Haryanto.
Prestasi pemuda 22 tahun ini memang mentereng di GP2 musim 2015. Hingga mendekati akhir musim, Rio bertengger di peringkat tiga klasemen sementara dengan 126 poin. Meski kesempatan untuk bisa jadi juara dunia GP2 sudah tertutup, namun Rio masih berpeluang tembus dua terbaik. Dengan sisa dua race lagi, Rio punya kesempatan besar untuk melakukan itu.
Bulan ini bukan hanya jadi penentuan jumlah poin karena musim balap 2015 berakhir di Yas Marina, Abu Dhabi 28 dan 29 November mendatang. Lebih dari itu, bulan November jadi batas waktu bagi Rio untuk bisa memenuhi syarat berlaga di kelas F1 setelah mendapat tawaran dari sejumlah tim.
Tanda tangan untuk bergabung dengan salah satu tim F1 tinggal Rio lakukan. Hanya saja, pembalap kelahiran Solo, Jawa Tengah ini masih perlu memenuhi satu syarat. Syarat tersebut adalah mengumpulkan uang sebesar 15 juta Euro atau Rp 250 miliar sebagai dana operasioanl Rio di ajang balap F1 selama mengarungi musim 2016.
Sejauh ini, Rio sudah mendapatkan sokongan dari PT Pertamina (Persero) yang selama ini menjadi sponsor utamanya. Total, dana yang terkumpul dari bantuan pemerintah via BUMN ini mencapai Rp 67,5 miliar rupiah dengan kurs rupiah saat ini di kisaran Rp 13.500.
Jumlah tersebut terus pihak Rio cari kekurangannya dengan menggalang dukungan, dari mulai bertemu dengan Gubernur Jakarta Basuki Tjhaja Purnama hingga Presiden RI Joko Widodo. Diharapkan, akan ada dana segar yang terserap dari BUMN-BUMN lain mapun perusahaan swasta di Indonesia.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro dalam siaran persnya menyampaikan, dorongan dana ini diberikan agar Indonesia bisa merasakan adanya anak bangsa berkiprah di ajang F1. “Sejak 2011 di ajang GP3, PT Pertamina jadi sponsor Rio, kami akan bantu lagi dan berharap bisa ada perusahaan lain menyokong pemuda berbakat ini,” ujarnya.
Sebenarnya Rio bisa langsung bersiap menatap ajang balap F1 musim depan karena ada tiga tim yang menawarkan pemilik tinggi 170 sentimeter ini bergabung.
Tim-tim tersebut adalah the Sahara Force India, Sauber, dan Manor. Tiga tim tersebut memang belum punya nama besar namun cukup untuk melejitkan Rio agar bisa dilirik pabrikan raksasa seperti Ferrari dan Mercedes.
Sayangnya, dari tiga tim itu hanya tinggal Manor yang masih mau menunggu Rio memenuhi syarat penyerahan dan operasional. The Sahara Force India dan Sauber memilih menarik diri karena batas akhir Oktober lalu tak bisa dipenuhi oleh kubu Rio.
Masyarakat Indonesia juga bisa ikut berparisipasi untuk mendorong Rio agar bisa mengumpulkan dana yang batas akhirnya ditentukan bulan ini. Untuk itulah, muncul gerakan KitaBisa yang diprakarsai oleh para penggemar Rio Haryanto yang tergabung dalam Sahabat Rio. Melalui situs https://kitabisa.com, masyarakat Indonesia bisa membantu putra dari Sinyo Haryanto ini melenggang ke ajang F1.
“Di situs ini kita menggalang dana untuk Rio sejak 24 Oktober hingga 15 November. Masyarakat bisa membantu Rio melalui dukungannya di sini,” ujar penggagas gerakan tersebut Catur Sunaryo.
Pantauan Republika, situs https://kitabisa.com dapat diakses dengan mudah hingga tengah pekan ini. Selain menampilkan cara melakukan donor, di situs tersebut juga tertung jumlah uang yang sudah terkumpul dari masyarakat.
Selain itu, di sana tertuang ragam alasan mengapa Rio layak untuk jadi kebanggaan bangsa mewakili Indonesia di ajang F1. Satu yang paling mencuri perhatian adalah, kutipan berikut ini : F1 2015 - Suzuka, Jepang: Peluang Rio naik ke Formula 1 ditertawakan dan dijadikan lelucon oleh salah satu komentator siaran F1 di TV internasional. Ia mempermainkan nama Rio dengan sebutan seperti "Rio de Janeiro", "Harry Auntie", dan "Harry's Auntie".
Selain itu, masih banyak alasan lain yang dipaparkan dibalik kelaikan Rio pantas dihantarkan ke ajang jet darat nomor wahid di dunia itu. Rio yang melihat perjuangan para pendukungnya ini mengaku tersentuh. Dia pun semakin yakin dan akan berusaha maksimal. Baik urusan membalap di sirkuit hingga penggalangan dana.
“Cukup kaget dengan perjuangan kawan-kawan, saya harap bisa balap di F1, mohon dukungannya,” ujar Rio beberapa waktu lalu.
Di race terakhir Oktober lalu Rio menorehkan prestasi dengan kembali naik podium pada seri ke-9 GP2 Race2 di sirkuit Sochi Autodrom, Rusia. Rio berhasil mencapai finis di urutan kedua, dengan waktu 40 menit 30,668 detik, dalam 21 lap.