Rabu 07 May 2014 12:58 WIB

Tim Thomas Indonesia Optimistis Akhiri Puasa Gelar

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Bilal Ramadhan
Pemain tim Thomas Indonesia Tommy Sugiarto
Foto: Antara//Muhammad Adimaja
Pemain tim Thomas Indonesia Tommy Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih lekat dalam ingatan salah satu pelatih pemain putra, Herry Iman Pierngadi sebuah momen pada 12 tahun silam. Ketika itu, ia menjadi bagian tim Merah Putih yang merebut Piala Thomas 2002. Sesampainya di Tanah Air selepas meraih gelar terakhir Indonesia di ajang supremasi bulu tangkis dunia itu, tim langsung bertolak dari bandara.

"Kami melewati gedung MPR-DPR dan saat itu sedang ada demonstrasi. Saat bus tim Piala Thomas lewat, semua demonstran berhenti dan membalikkan badan lalu memberi tepuk tangan kepada tim Thomas," ujar Herry awal pekan ini seperti dilansir laman PP PBSI.

Cerita yang disampaikan Herry tersebut langsung disambut tepuk tangan riuh peserta team building PBSI di Bogor, Jawa Barat. Para penggawa tim putra Indonesia langsung berdiri dan menyatakan tekad untuk merebut kembali gelar juara pada Piala Thomas 2014 di New Delhi, India, 18-25 Mei mendatang.

Sudah satu dekade lebih Indonesia gagal membawa pulang ajang bulu tangkis beregu paling prestisius sejagat itu. Indonesia punya peluang bagus pada Piala Thomas kali ini. Sektor putra memiliki kekuatan yang solid dengan dukungan pemain-pemain top seperti juara dunia 2013 Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Di tunggal putra ada Tommy Sugiarto yang kini berada di ranking lima dunia. Ada pula Simon Santoso yang baru menjuarai Singapore Open Super Series 2014 dengan mengalahkan pemain ranking satu dunia, Lee Chong Wei.

Materi pemain merupakan alasan kuat Hendra Setiawan akan kans Indonesia pada gelaran kali ini. Kapten tim Piala Thomas itu percaya Indonesia mampu melawan dominasi pemain-pemain Cina. "Kami optimis dan yakin di Piala Thomas 2014. Pemain-pemain yang terpilih masuk tim inti juga yang terbaik," paparnya.

Ketua PBSI Gita Wirjawan mengatakan, Indonesia patut berbangga karena mampu meraih dua gelar juara dunia dan All England tahun ini. Namun, ia mewanti-wanti timnya agar tak cepat merasa puas. "Titik kulminasi kita harus sampai pada supremasi tertinggi. Minimal ada nama Indonesia di lima turnamen puncak," harap mantan Menteri Perdagangan ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement