REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia harus langsung melakukan adaptasi untuk mengikuti pertandingan Thomas dan Uber Cup 2014 di New Delhi, India pada 18-25 Mei 2014 mendatang. Selain makanan yang terkenal pedas, cuasa panas di Indonesia juga harus diwaspadai para pemain bulutangkis Indonesia.
Hari kedua di New Delhi, tim Piala Thomas dan Uber harus menghadapi cuaca hingga 38 derajat celcius pada siang hari.
"Di India panasnya agak beda, nyelekit di kulit, dan sekarang cuacanya ditambah angin yang cukup kencang. Jadi kami diminta untuk jaga kondisi, dengan banyak minum air putih, minum vitamin dan istirahat yang cukup," kata Greysia Polii, pemain ganda putri seperti dikutip laman resmi PBSI.
Berhadapan dengan cuaca panas tentunya bukan hal baru buat tim Indonesia. Cuaca di Jakarta juga cukup panas, tetapi rata-rata hanya berkisar 33 derajat Celcius.
"Pelatih sempat menginstruksikan kami membawa jaket atau handuk tebal untuk dipakai di dalam hall setelah latihan karena AC nya kencang sekali," ucap Greysia.
Namun menurut Christian Hadinata, manajer tim Piala Thomas, perubahan suhu dalam ruangan ke suhu luar ruangan lah yang harus diwaspadai.
"Para atlet justru harus waspada dengan perubahan suhu di dalam dan luar ruangan, harus bisa jaga kondisi. Di ruangan kan AC nya dingin sekali, saat keluar langsung panas terik. Kadang perubahan cepat seperti ini berpengaruh di tubuh kita, kalau tidak fit bisa gampang sakit," kata Christian.
"Pemain tentunya pernah menghadapi cuaca ekstrim saat bertanding di Korea yang bersalju. Namun saat itu suhunya konstan, segitu-gitu saja selama seminggu kami disana. Suhu dalam ruangannya juga tidak panas sekali. Beda dengan di India yang perbedaannya cukup terasa," jelasnya.