REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Kejuaraan balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) 2016 benar-benar ketat dan terbukti tinggal 78 dari 110 pembalap yang bisa menjalani etape terakhir dari Kota Bukittinggi menuju Kota Padang, Minggu dengan jarak tempuh 146,5 km.
Etape terakhir ini akan menjadi pembuktian siapa yang akan menjadi yang terbaik pada kejuaraan yang didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata itu meski saat ini sudah ada pebalap yang sudah diambang juara yaitu Amir Kolahdouz dari Pishgaman Cycling Team.
Pembalap asal Iran itu saat ini kokoh di puncak klasemen dengan predikat pembalap yang paling singkat mengumpulkan catatan waktu (yellow jersey) yaitu 22:51:45 atau unggul satu menit 22 detik dengan pembalap di belakangnya yaitu Dadi Suryadi yang memperkuat Terengganu Cycling Team Malaysia.
Jika dilihat dari kondisi lintasan etape delapan yang akan dilalui, kemungkinan besar pebalap yang berada di puncak klasemen tinggal menunggu waktu penobatan menjadi juara. Dengan syarat, pembalap ini mampu finis dengan selisih waktu yang sama dengan pembalap di belakangnya.
Amir bersama tim dipastikan akan mengamankan posisi di balapan yang didominasi turunan dan lintasan datar ini. Apalagi, selain memegang yellow jersey, pebalap dengan nomor start satu itu juga memegang green jersey atau raja sprint maupuk polkadot jersey yaitu predikat raja tanjakan TdS 2016.
Khusus untuk predikat pembalap Indonesia tercepat (red white jersey) nama Dadi Suryadi tidak tergoyahkan. Pembalap asal Sumedang ini juga tinggal menunggu penobatan sebagai yang terbaik kategori nasional. Saat ini pembalap berusia 27 tahun ini membukukan total waktu 22:53:07 atau terpaut lebih dari 16 menit dari pebalap dibelakangnya yaitu Hari Fitrianto dari Black Inc Laos.
Meski ada nama yang sudah diambang juara, etape terakhir ini dipastikan berlangsung dengan ketat karena pembalap calon juara dipastikan akan bermain aman. Apalagi tenaga pembalap kembali pulih setelah menjalani libur satu hari di Bukittinggi dan mereka menjalani city tour untuk melihat dari dekat obyek wisata yang ada di kota tersebut seperti Jam Gadang, Taman Panorama dengan Ngarai Sianok dan Gua Jepang-nya.
"Sebenarnya tanggung ada rest day menjelang akhir balapan. Seharusnya langsung diselesaikan saja. Tapi itu sudah dijadwalkan. Saya akan berusaha semaksimal mungkin di etape terakhir," kata salah satu pebalap Timnas Nasional, Robin Manulang.
Selain menjamin persaingan ketat, TdS 2016 ternyata mendapatkan apresiasi yang cukup bagus. Terbukti salah satu laman yang khusus kejuaraan balap sepeda www.wordcyclingstars.com menobatkan balapan yang juga media untuk mengenalkan pariwisata di Sumatra Barat ini menjadi yang terpopuler saat ini.