REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Lebih dari 1.000 orang memenuhi New York Times Square, Ahad (19/2), kemarin. Sambil melambaikan bendera Amerika, mereka memegang tulisan-tulisan protes untuk meniadakan larangan Muslim.
Legenda Hiphop Russell Simmons mengatakan, komunitas Muslim telah digunakan sebagai kambing hitam, tetapi ia meyakini keberagaman akan menang. Ia bergabung bersama tokoh-tokoh agama seperti Imam Shamsi Ali dari Jamaika Muslim Center.
"Kita hidup dalam waktu ketika kesatuan akan membuat Amerika besar, ini adalah momen spesial semua orang Amerika bersatu, promosikan kasih sayang dan kesetaraan bagi orang lain, serta diri sendiri," kata Simmons seperti dilansir USA Today, Senin (20/2).
Bersama Simmons, Imam Shamsi Ali, merupakan pencetus ide utama dari New York City Muslim Day Parade, yang digelar pada musim gugur lalu. Ia merupakan tokoh asal Indonesia, yang merupakan Imam dari Masjid al-Hikmah di New York.
Presiden FFEU yang menggelar 'Today I Am A Muslim Too' pada 2010, Rabbi Marc Schneier, merasa semua memang harus bergabung di persimpangan jalan paling terkenal di dunia. Hal itu bertujuan demi membuat satu sikap kolektif bersama.
"Setiap kali saudara-saudara Muslim saya dianggap setan dan difitnah, didiskriminasi atau jadi korban kejahatan kebencian dan kekerasa, hari ini, saya seorang Muslim juga," ujar Scheiner.
Aksi berselang sehari selang pawai besar di pusat kota Los Angeles itu, diisi dengan ribuan aktivis yang berbaris menentang serangan kebijakan imigrasi. Mereka menuntut langkah konkret untuk membatalkan kebijakan Presiden Trump yang dianggap sebagai mesin deportasi.