REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak, Banten, meminta warga mewaspadai longsor. Peringatan menyusul curah hujan yang cenderung meningkat di daerh itu.
"Peringatan waspada longsor untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Rangkasbitung, Senin (20/2).
Selama ini BPBD Kabupaten Lebak memetakan sebanyak 16 kecamatan masuk kategori rawan pergerakan tanah karena lokasinya perbukitan dan pegunungan dan daerah aliran sungai (DAS). Dari 16 kecamatan itu, adalah Lebak Gedong, Cibeber, Cipanas, Muncang, Cirinten Gunungkencana dan Sobang.
Begitu juga Kecamatan Cilograng, Bayah, Muncang, Cibadak, Bojongmanik, Cimarga, Rangkasbitung, Leuwidamar, dan Cihara. Sebab, di daerah itu kerapkali terjadi pergerakan tanah karena belum lama ini di Kecamatan Banjarsari dan Gunungkencana. Akibat pergerakan tanah itu dipastikan puluhan rumah warga mengalami kerusakan berat.
"Kami berharap warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam itu dapat meningkatkan waspada saat hujan berlangsung," katanya.
Kaprawi menjelaskan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Serang memperkirakan puncak hujan berlangsung sampai Maret 2017. Biasanya, puncak musim hujan itu, selain berpotensi longsor, juga angin kencang.
Saat ini, wilayah Kabupaten Lebak merupakan langganan longsor karena selain terdapat DAS juga topografi perbukitan dan pegunungan. "Kami saat ini tetap berkoordinasi dengan TNI, Polri, PMI, Dinkes, kecamatan, dan desa untuk mengatasi longsor itu," katanya.
Sementara itu, sukarelawan tangguh Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Ujang mengatakan bahwa pihaknya mempersiapkan tim evakuasi guna membantu warga yang tertimpa musibah, baik banjir maupun tanah longsor. Tim evakuasi itu agar tidak menimbulkan korban banyak akibat bencana alam.
"Kami sudah siap melayani masyarakat saat terjadi bencana alam," katanya.