REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, cara mengatasi masalah banjir yang kerap melanda wilayah ibu kota dapat diselesaikan dengan melakukan normalisasi terhadap seluruh sungai dan waduk.
"Normalisasi sekarang kan masih belum selesai, belum cukup. Sedangkan hujannya terus-menerus. Jadi, tunggu sampai normalisasi selesai," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, air di sungai maupun waduk dapat meluap apabila hujan terus mengguyur. Terlebih, apabila sungai dan waduk yang berfungsi sebagai tampungan air itu berkurang daya tampungnya akibat banyaknya bangunan yang berdiri di atasnya atau di pinggirannya.
"Oleh karena itu, kalau hujan deras terus-menerus, berarti harus sediakan wadah atau tampungan air yang lebih besar. Sungai-sungai dan waduk-waduk harus diperlebar lagi," ujar Ahok.
Dia menuturkan banyaknya bangunan liar yang berdiri di atas atau di pinggir sungai mengakibatkan penyempitan sungai tersebut, sehingga daya tampungnya ikut berkurang.
"Sekarang ini, wadah atau tampungan air itu kan semakin sempit. Jadi, memang harus dilakukan normalisasi. Setelah normalisasi, sungai dan waduk jadi lebar dan daya tampungnya bertambah," tutur Ahok.
Baca juga, Banjir Setinggi 70 cm, Djarot: Ini Bukan Banjir, Tapi Tergenang.
Sementara itu, diketahui sejumlah pintu air di wilayah ibu kota berada dalam status siaga satu akibat hujan deras yang mengguyur sejak Senin (20/2) kemarin, salah satunya adalah Pintu Air Karet.
Akibat hujan deras itu, genangan juga muncul di sejumlah lokasi pada Selasa pagi dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 20 hingga 40 sentimeter (cm), di antaranya di depan Kalibata City setinggi 40 cm dan di Cawang-UKI arah Gedung BNN (Jakarta Timur) setinggi 20 cm