Selasa 21 Feb 2017 17:30 WIB

Setelah Satu Abad, Athena Miliki Masjid Pertama

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Athena
Foto: gaec.gr
Athena

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Setengah juta Muslim Athena akan mendapatkan masjid resmi pertama mereka setelah lebih dari satu abad. Kota ini belum memiliki masjid resmi sejak masa kerajaan Turki Utsmani pada 1833.

Selama bertahun-tahun Muslim terpaksa shalat di tempat-tempat darurat. Seperti ruang bawah tanah atau gudang gelap dimana mereka sering menjadi target oleh penyerang rasis.

Shalat Jumat dilakukan di garasi bawah tanah, khotbah akan dibacakan dalam bahasa Arab dan Yunani. Di garasi ini karpet untuk beribadah lembab dan pipa ventilasi hampir mengenai kepala jamaah.

Pada bulan Mei, Perdana Menteri Alexis Tsipras menyatakan akan membangun kembali masjid yang sudah lama tertunda. Pemerintah akan mendorong semua pihak untuk menghormati warga Muslim di ibukota dan secara aktif juga membela nilai-nilai yang ada di negara.

Masjid dengan luas bangunan 1.000 meter persegi ini dibuat tanpa menara, terbagi atas dua tingkat. Masjid diharapkan akan siap pada bulan April.

"Kita perlu masjid untuk generasi baru kami, untuk pemuda kami sehingga mereka merasa sama dalam hukum, setara dalam masyarakat," kata juru bicara Asosiasi Muslim Yunani Anna Stamou seperti dilansir Reuters, (21/2).

Rencana pembangunan masjid dimulai pada tahun 1890. Namun hal tersebut tidak dapat direalisasi. Banyak faktor yang menghambat prmbangunan masjid. Seperti pertentangan di parlemen dan pelaksanaan Olimpiade 2004. Untuk itu, saat ini dilakukan upaya terbaru dengan menetapkan RUU untuk mempercepat pembangunan. Walaupun RUU ini sempat ditentang oleh oposisi.

Kritikus mengatakan,  Athena terus bertahan dengan dana internasional sejak 2010. Untuk itu negara tidak bisa mengalokasikan 800 ribu euro untuk membangun masjid. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan  menyebutkan migran membebani sumber daya negara pada saat krisis. Sedangkan responden lainnya masih mengaitkan masjid dengan Turki yang merupakan saingan lama.

Selama berbulan-bulan pada tahun lalu, anggota nasionalis Yunani menduduki situs masjid dan mendirikan pusat tunawisma. Mereka menyebutnya "a hot spot for Greeks". Di pintu gerbang masjid terdapat grafiti yang bertuliskan 'Tidak ada masjid, Muslim harus keluar."

Selain itu, terdapat  poster  di dinding yang bertuliskan muslim adalah musuh Kristus, Ortodoks dan negara kita. Untuk itu, muslim harus kembali ke negara asalnya.  "Kami telah melakukan banyak protes dan tentu saja kita akan melakukan lebih banyak lagi," kata anggota parlemen Ilias Panagiotaros di sebuah reli pada bulan Januari.

Di sekelilingnya, beberapa ratus pendukung mengangkat obor menyala dan melambaikan bendera Yunani bersama bendera merah dan hitam partai yang menampilkan lambang swastika.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement