REPUBLIKA.CO.ID, BANYUASIN -- Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuasin Sumatra Selatan, M. Aidil mengatakan, pihaknya hingga saat ini tidak menemukan aliran sesat di kabupaten tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan pendataan jumlah pengajian atau majelis taklim di kabupaten tersebut guna mencegah perkembangan aliran radikal dan sesat, kata M Aidil di Banyuasin, Jumat (24/2).
"Kami setiap waktu secara simultan mendata jumlah pengajian bekerja sama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lembaga-lembaga terkait," katanya.
Menurut dia, pendataan jumlah tersebut sudah sampai 60 persen dan pihaknya belum menemukan aliran-aliran sesat yang dimaksud.
Kemenag Banyuasin baru saja menetapkan 140 orang sebagai penyuluh agama non-PNS yang bertugas untuk membimbing berbagai macam pengajian di kabupaten tersebut.
"Ada 140 penyuluh agama di setiap kecamatan yang sudah kami pilih untuk membimbing dan mengarahkan majelis taklim agar tidak menyimpang," katanya.
Salah satu penyuluh agama di Kecamatan Sembawa, Ageng Tohir Prabowo, mengatakan sudah mulai menyosialisasikan kepada pengajian di wilayah kerjanya mengenai pendataan tersebut.
"Setiap hadir di pengajian, kami selalu ingatkan kepada ibu-ibu pengajian agar mendaftarkan kegiatan pengajiannya ke kantor Kemenag untuk didata," kata Ageng.
Ia menambahkan, perkembangan berbagai macam pengajian saat ini sudah banyak namun ada yang tidak terkontrol dan berpotensi menimbulkan konflik agama di tengah-tengah masyarakat, maka pendataan pengajian oleh Kemenag sangat diperlukan.