REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Pos Indonesia menginisiasi gerakan memberantas sampah di Indonesia. Menurut Direktur Utama PT Pos Gilarsi W Setijono, ke depan Ia berharap bisa menerapkan paperless di loket-loket yang ada di perkotaan. Tapi, program ini masih rencana karena formatnya masih dibahas.
"Kurangi sampah termasuk transaksi. Resi-resi yang diterima konsumen bakal diganti tapi konsepnya masih dimatangkan," ujar Gilarsi kepada wartawan usai acara Pos Indonesia Mari Bergerak 2017 sebagai peringatan Hari Bebas Sampah 2020 di Graha PT Pos Indonesia, Ahad (26/2).
Gilarsi pun mengajak kepada semua masyarakat untuk bersama-sama memikirkan solusi untuk pernasalahan sampah. Agar, generasi kedepannya dapat mencontoh kegiatan positif tersebut.
Tanggung jawab mengurangi sampah, kata dia, merupakan tanggung jawab bersama tidak hanya petugas kebersihan. Ia pun memiliki gagasan, harus ada program untuk daur ulang sampah di Indonesia. Yakni, dimulai dari diri sendiri dan di rumah sendiri. Sehingga, permasalahan sampah dapat terselesaikan. Bu pos dan pa Pos harus menjadi pelopor gerakan membersihkan sampah.
"Diharuskan ada suatu program atau penanganan awal seperri daur ulang disetiap rumah, supaya mengurangi penumpukan sampah," katanya.
PT Pos, kata dia, telah dua tahun melaksanakan acara Pos Indonesia Mari Bergerak. Aksi ini, dilakukan sebagai bentuk keprihatinan PT Pos terhadap permasalahan sampah di Indonesia. Sebagai bentuk dukungannya terhadap Pemerintah Kota Bandung, kata dia, PT Pos memberikan bantuan 100 pohon produktif untuk Kota Bandung. Selain itu, PT Pos memberikan penghargaan kepada pahlawan kebersihan yang terbagabung dalam tim Bandung Resik yang selama ini bekerja demi keindahan Kota Bandung.
Sementara menurut Sekretaris Daerah Kota Bandung Yossi Irianto, Ia mengapresiasi kegiatan Pos Indonesia Mari Bergerak 2017 ini. Karena, telah menginisiatif gerakan memberantas sampah di Indonesia. Sehingga, masyarakat semakin sadar untuk menjaga kebersihan Kota Bandung khususnya.
Berkat PT Pos, kata dia, masyarakat semakin menyadari akan pentingnya menjaga kebersihan. Ini penting, sebagai langkah awal penanganan masalah sampah yang harus dimulai dari setiap individu.
Yossi mengatakan, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebersihan bekerja keras dalam menanganan masalah sampah. Setiap harinya produksi sampah di Kota Bandung mencapai 1,6 Ton. Namun, tempat penampungan sampah yang tersedia hanya 1,4 ton sehingga memunculkan permasalahan dalam pengelolaannya.