Ahad 26 Feb 2017 18:05 WIB

Sukabumi Percepat Olah Tanah dan Tanam Padi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah buruh petani tengah menanam benih padi disawahnya, Jalan Rancasagatan, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Rabu (21/12).
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah buruh petani tengah menanam benih padi disawahnya, Jalan Rancasagatan, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Rabu (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi kembali menggiatkan percepatan olah tanah dan tanam padi di sejumlah kecamatan. Langkah tersebut dilakukan untuk mendukung program pemerintah pusat yaitu  upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai.

"Kami mendukung pemerintah pusat dalam mewujudkan swasembada pangan nasional," kata Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono kepada wartawan akhir pekan lalu.

Caranya terang Adjo, dengan menciptakan daerah-daerah sebagai lumbung pangan nasional. Salah satunya terang dia dengan mendorong lahirnya daerah lumbung pangan di Sukabumi.

Menurut Adjo, Sukabumi layak menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional. Pasalnya, sebagian besar penduduk Kabupaten Sukabumi bermata pencaharian sebagai petani yang bermukim di desa.

Dampaknya lanjut Adjo, sektor pertanian merupakan bidang penting pada perekonomian dan mempunyai sumbangan yang signifikan terhadap produk domestik bruto, peningkatan devisa, dan peningkatan pendapatan petani.

Sebelumnya, gerakan percepatan tanam dan panen padi di Kabupaten Sukabumi dilakukan pada akhir Januari 2017 lalu. Tepatnya dilakukan oleh Bupati Sukabumi Marwan Hamami di kelompok tani Barokah Desa Cimahi Kecamatan Cicantayan.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi Dedah Herlina menambahkan, pada musim tanam Oktober 2016 hingga Maret 2017 luasan tanam padi di Kabupaten Sukabumi di targetkan seluas 105, 525 hektare. "Pada Februari 2017 ditargetkan luasan tanam bisa mencapai sekitar 17,640 hektare," kata dia.

Dedah menerangkan, gerakan percepatan tanam ini didukung pemerintah pusat, aparat TNI, dan penyuluh pertanian. Contohnya Kementerian Pertanian (Kementan) yang memberikan bantuan bibit padi hibrida.

Selain padi ungkap Dedah pemkab juga menggiatkan penanaman jagung dan kedelai. Langkah tersebut sambung dia diterapkan dalam upaya khusus (Upsus) padi, jagung, dan kedelai atau Pajale.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement