REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pembelian saham mayoritas AC Milan oleh kelompok pengusaha Cina, Sino Europa Sports (SES) dari perusahaan induk milik Silvio Berlusconi Finivesst akan kembali mengalami penundaan.
Mengutip informasi yang disiarkan Milan TV, ada kemungkinan finalisasi antara kedua belah pihak akan selesai pada April mendatang. Semula, tenggat akhir yang disepakat antara Finivest dan SES adalah Jumat (3/3).
"Finivest dan SES belakangan bertemu untuk membahas hal-hal detail. Dan, semua itu harus diklarifikasi," begitu pernyataan resmi I Rossoneri, dikutip dari Football Italia, Rabu (1/3).
Sebenarnya perpindahan tangan 99,93 saham milik bekas PM Italia tersebut ke SES sudah mendekati hasil akhir. Kendala di awal adalah halangan terkait administrasi dari pemerintah Cina terkait keabsahan uang yang akan dipakai untuk membeli Il Diavolo Rosso.
Pemerintah Kota Milan juga sempat meminta persyaratan transparansi siapa saja pengusaha yang tergabung di dalam SES. Sehingga akuisisi ditunda menjadi 2017 ini.
Sky Sport Italia dan Mediaset Premium mengabarkan bahwa uang SES sudah disetorkan ke Finivest sebesar 200 juta euro. Total saham Milan yang akan diakuisisi SES seharga 320 juta euro.
Namun sebelum pelunasan, dalam internal SES terjadi perbedaan pendapat. Banyaknya tarik ulur dari Berlusconi membuat beberapa pihak anggota SES kesal sehingga beberapa dari mereka banyak yang menarik diri ikut serta menanamkan modal untuk klub juara Liga Champions tujuh kali tersebut. Kini disebutkan hanya Yonghong Li pegusaha kakap Cina yang tetap bernafsu membeli saham Milan.
Jumat ini, keduabelah pihak tetap akan melakukan pertemuan untuk membahas pembayaran sisa dana pembelian Milan oleh SES. Pertemuan akan digelar di Casa Milan yang letaknya tak jauh dari Stadion San Siro.
Ada informasi bahwa usai pertemuan tersebut akan ada pengumuman pemilik Milan yang baru kepada media. Walaupun uang sisa baru akan dibayarkan pada April.
Saat itu juga secara resmi akan diumumkan pemunduran diri CEO Milan selama 30 tahun terakhir Adriano Galliani salah satu direktur Milan Barbara Berlusconi, serta beberapa pejabat Milan era Berlusoni lain yang sudah tak akan dipakai lagi ketika SES sudah berkuasa.
Sementara Berlusconi diminta agar tak sepenuhnya lepas dari klub yang sudah ia kuasa sejak tahun 80-an itu. Pentolan Partai Forza tersebut akan diberi jabatan sebagai presiden kehormatan.