REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyambut baik kerja sama yang digalang dengan kerajaan Arab Saudi. Kedatangan Raja Salman bin Abdulaziz bersama rombongan bukan hanya sekedar kunjungan kenegaraan, tapi juga datang untuk membangun kerja sama di sektor perdagangan dan investasi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dalam kunjungan ini telah ada 11 penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi. Penandatangan ini memperlihatkan keseriusan kedua belah negara dalam membangun kesejahteraan dan perekonomian yang lebih baik.
"Salah satu yang ditandatangani dalam MOU The Saudi Fund contribution to the financing for the development project sebesar 1 miliar dolar AS bersama dengan Kementerian Keuangan," kata Retno dalam konfernsi pers di Istana Kepresidenan, Rabu (1/3).
Retno menjelaskan, di bidang perdagangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kerjaan Arab Saudi untuk menghilangkan hambatan perdangangan. Indonesia mengharapkan pemberian kemudahan akses pasar bagi produk halal, perikanan , obat obatan, alat kesehatan, produk tekstil serta garmen dari Indonesia.
Presiden juga menyambut baik pengembangan proyek sebesar enam miliar dolar AS antara Pertamina dan Aramco. Dengan adanya kucuran dana ini, diharapkan proses pengembangan proyek bisa segera dijalankan.
Selain itu, Retno menyebut bahwa Presiden Jokowi juga menawarkan sejumlah proyek lain seperti master plan program di Dumai, Balongan, dan Bontang. Kemudian Pembangunan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Mulut Tambang di Jambi, pembangunan infrastruktur jalan, sanitasi, air minum, dan pembangunan perumahan.
"Untuk menindaklanjuti pertemuan antara kedua pemimpin, maka kedua pemimpin sepakat untuk segera menindaklanjuti segala kesepakatan yang dibahas dengan mengirimkan para menterinya," ujar Retno.