Sabtu 04 Mar 2017 00:54 WIB

Terkepung Banjir dan Longsor, Kabupaten Limapuluh Kota Masih Mencekam

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ilham
Banjir di Kabupaten Limapuluh Kota (ilustrasi).
Banjir di Kabupaten Limapuluh Kota (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, yang diterjang banjir dan longsor masih mencekam. Penanganan darurat bencana pada Jumat (3/3), pukul 19 WIB, tersebut masih terus dilakukan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memaparkan, hujan deras sejak Kamis (2/3), masih berlangsung hingga Jumat ini. Setidaknya, terdapat 12 titik banjir di tujuh Kecamatan dengan titik tertinggi dan terparah 1,5 meter di Kecamatan Pangkalan akibat meluapnya sungai Maek.

"Jalan negara yang menghubungkan Sumbar-Riau terputus," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Jumat.

Terputusnya akses jalan ini, kata dia, karena ada sembilan titik lokasi kongsor di wilayah Kecamatan Pangkalan, termasuk akses menuju kota Kecamatan Pangkalan yang terkena banjir juga terputus seluruhnya di Kab Limapuluhkota terdapat 13 titik longsor. Delapan mobil tertimpa longsor di Km 17 Koto Alam, Pangkalan (Jalan yg menghubungkan Sumbar-Riau) yang mengakibatkan sampai saat ini sementara diketahui empat orang meninggal dunia.

Tim gabungan BPBD Limapuluhkota bersama Polisi (Brimob), TNI, Basarnas, PLN, Dinas Sosial, Dinkes, Relawan berupaya membersihkan material longsor untuk menuju Pangkalan yang terdampak banjir. "Pencarian dan evakuasi korban delapan mobil yang tertimpa longsor di KM 17 Koto Alam Kecamatan Pangkalan,"  ujarnya.

BPBD Limapuluh Kota juga telah menghubungi BPBD Kabupaten Kampar Riau untuk membantu penanganan banjir di Pangkalan dengan berusaha masuk melalui Riau. Tapi tidak dapat tembus juga karena terhalang longsor. Logistik dan bantuan perahu karet untuk evakuasi belum bisa masuk ke wilayah Pangkalan karena terhalang tiga titik longsor besar lagi yang harus dibersihkan.

BPBD Sumatra Barat telah mengirim satu unit perahu dan masih tertahan longsor bersama tim gabungan. Sutopo mengungkapkan, kondisi saat ini gelap karena listrik belum teraliri. PLN mematikan listrik di beberapa wilayah terdampak banjir sehingga sulit berkomunikasi.

Beberapa daerah pun mengalami blank spot sinyal. Pendataan warga terdampak banjir terutama di Pangkalan belum dapat dilakukan dengan maksimal karena belum dapat tembus ke lokasi sehingga data jumlah KK/jiwa terdampak belum dapat terlaporkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement