REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Bencana alam angin ribut yang melanda Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), selain merusak rumah warga juga memutuskan aliran listrik yang menghubungkan 15 rumah penduduk di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat.
Kepala Desa Lifuleo, Yohan Yulius Tuy ditemui di Oelamasi, Selasa (7/3) mengatakan, bencana alam angin ribut Ahad (6/3) pukul 10.00 WITA, telah menyebabkan sejumlah rumah warga rusak diterjangan angin ribut.
Menurut dia, bencana alam ini mengakibatkan pohon tumbang menimpa jaringan listrik menuju wilayah Desa Lifuleo yang menyebabkan aliran listrik di rumah warga setempat putus total. "Sudah tiga malam sebanyak 15 rumah warga di Desa Lifuleo tidak mendapat aliran listrik karena jaringan listrik putus tertimpa pohon tumbang akibat terjangan angin puting beliung," kata Tuy.
Yulius Tuy ditemui di Oelamasi, ibu kota Kabupaten Kupang 38 km arah timur Kota Kupang menjelaskan sejak peristiwa itu terjadi kondisi Desa Lifuleo gelap gulita saat malam hari akibat ketiadaan penerangan listrik.
"Biasanya pada malam hari desa ini diterangi listrik. Namun selama tiga malam ini kondisi permukiman warga gelap gulita. Para siswa juga tidak bisa belajar karena tidak ada penerangan listrik," kata Tuy.
Pemerintah Desa Lifuleo telah memberikan laporan kepada PLN Kupang tentang putusnya aliran listrik ke Desa Lifuleo namun belum ada upaya perbaikan.
"Warga secara bergotong-royong membersihkan pohon-pohon yang tumbang mengunakan alat sensor, namun aliran listriknya yang belum diperbakiki," ujar Tuy.
Ia mengatakan, bencana alam angin ribut melanda Desa Lifuleo juga merusak lokasi pembibitan ikan bandeng milik warga. "Sebanyak 180 ribu ekor benih ikan bandeng dalam lokasi pembibitan ikan bandeng di Desa Lifuleo hancur total. Semua benih ikan dalam wadah penyimpan benih ikan diterbangkan angin puting beliung," kata Tuy.
Ia mengatakan, 180 ribu benih ikan bandeng itu didatangkan dari Surabaya untuk dikembangkan di Desa Lifuleo.