REPUBLIKA.CO.ID, Gawat, BPGOR -- Alat pengukur otomatis ketinggian debit air (automatic water level) dan radio komunikasi di Bendung Katulampa, Kota Bogor mengalami kerusakan. Akibat kerusakan dua fasilitas tersebut, pegawai Katulampa harus memutar otak, baik untuk memantau maupun melaporkan debit air ketika hujan di kawasan Puncak dan sekitarnya.
Radio komunikasi rusak tersebut biasa digunakan atau terhubung dengan Dinas Pekerjaan Umum DkI Jakarta. Penjaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman mengatakan, untuk sementara ini, pihaknya harus memberikan informasi waspada banjir melalui pesan elektronik. Seperti lewat WhatsApp atau SMS. "Itu karena disambar petir pekan lalu, tapi sedang diperbaiki," ujar Andi, Rabu (8/3).
Sementara itu, kerusakan automatic water level, kata Andi, dikarenakan tertabrak arus sampah. Saat debit air tinggi, sampah cukup banyak yang terbawa arus mengenai alat pengukur debit air tersebut.
Saat ini, petugas harus berjalan kaki sekitar 200 meter dari pos penjagaan untuk mengukur debit atau ketinggian air untuk kemudian diumumkan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan apabila terjadi hujan deras.
Menurut Hadi Puji, petugas pemantau Bendungan Katulampa, hasil pengukuran dari alat yang sekarang rusak di muka air sungai Ciliwung itu lebih akurat dibanding alat ukur manual (meteran air). Alat itu juga praktis sehingga petugas hanya tinggal menangkap sinyal bahaya dan membuat laporan.
"Alat itu biasanya memberikan sinyal bahaya sudah siaga berapa, petugas hanya memantau di pos, tapi sekarang harus memantau manual. Tapi alat tentu sedang diperbaiki," ujarnya menambahkan.