REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan melakukan efisiensi anggaran penyelenggaraan Asian Games 2018 menjadi di kisaran Rp 4 triliun - Rp 4,5 triliun. Sebelumnya, INASGOC mengusulkan anggaran dana untuk penyelenggaraan Asian Games 2018 sebesar Rp 8,7 triliun.
"Rancangan anggaran biayanya diminta untuk di-review yang sifatnya pemborosan, apa yang masih bisa dimaksimalkan dan yang duplikasi semua dihapus," ujar Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar di kantor Wakil Presiden, Rabu (8/3).
Oemar menjelaskan, kriteria untuk melakukan review dimaksudkan agar tidak ada pemborosan selain itu untuk menghindari adanya duplikasi. Oemar memastikan, efisiensi anggaran tersebut tidak akan menurunkan kualitas penyelenggaraan Asian Games 2018.
Salah satu yang ditinjau ulang untuk menghindari duplikasi yakni efisiensi prasarana. Misalnya, prasarana yang sudah ada namun bisa diperbaiki atau harus dibikin baru akan dihitung ulang. Selain itu, jumlah event, pertandingan, dan cabang olahraga yang dipertandingkan juga akan di-review oleh pemerintah.
Oemar mengatakan, Wakil Presiden Jusuf Kalla menginstruksikan agar INASGOC memakai kriteria Asian Games di Incheon, Korea Selatan. "Menurut Pak Wapres perlu dilihat ulang supaya lebih efisien dan tidak ada duplikasi. Kualitas harus tetap nomor satu," kata Oemar.
Oemar menambahkan, Kalla yang juga bertindak sebagai ketua panitia pengarah Asian Games 2018 nantinya akan melakukan rapat intensif dengan beberapa pihak seperti Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Selain itu, Kalla juga akan meninjau langsung kesiapan venue di Gelora Bung Karno (GBK) dan kesiapan para atlet.
Pembangunan infrastruktur yang digenjot oleh pemerintah jelang Asian Games 2018 dapat menjadi warisan bagi bangsa. Oemar mengatakan, GBK merupakan salah satu contoh warisan yang dibangun oleh Indonesia ketika menjadi tuan rumah pertama kalinya untuk Asian Games. "Itu menjadi warisan, artinya bukan hanya dibikin karena satu event," ujar Oemar.