REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ribuan supir angkutan kota (angkot) di Kota Bandung berencana akan mogok operasi pada Kamis (9/3) sebagai bentuk protes atas adanya taksi berbasis online yang dapat mengancam pendapatannya.
"Kami akan mogok dan menggelar unjuk rasa di Gedung Sate. Kami meminta pemerintah menghentikan operasionalnya," kata Sekretaris Kobanter Kota Bandung Ahmad Setiyadi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu.
Ahmad mengatakan, dengan adanya taksi online, berdampak pada pendapatan mereka yang terus berkurang. Padahal sebelum hadirnya taksi tersebut para supir angkot dapat menarik penumpang sebanyak enam kali secara pulang-pergi.
"Enam rit biasanya, tapi sekarang bahkan sulit untuk menarik penumpang kadang gak dapet sama sekali," kata dia.
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah dapat memperhatikan nasib para sopir angkot, meski kehadiran taksi online telah memiliki payung hukum melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32. "Kami ingin peraturan itu ditarik kembali," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Didi Ruswandi mengaku tidak bisa berbuat banyak, sebab keputusan ada di bawah kewenangan pemerintah pusat. "Kami tidak bisa memenuhi tuntutan tersebut, sebab kan ranahnya ada di Pusat," ujar dia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya akan menyiapkan DAMRI untuk mengangkut masyarakat yang biasa menggunakan angkutan umum. Selain itu, kendaraan dari Dishub Bandung akan siaga di terminal-terminal di Kota Bandung. "Mobil dinas para pejabat dishub akan stand by di terminal untuk membantu pelayanan," katanya.