REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Petugas gabungan yang terdiri dari unsur kepolisian, TNI dan Pemkot Tangerang, Banten, melakukan patroli keamanan dan sosialisasi hasil kesepakatan perdamaian antara pengemudi angkutan umum dan ojek dalam jaringan (online) pascabentrok pada Rabu (8/3).
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Harry Kurniawan di Tangerang, Kamis mengatakan pihaknya akan melakukan patroli gabungan ke seluruh wilayah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Terkait insiden bentrokan antara sopir angkutan umum dan pengemudi ojek "online", menurut dia, telah dilakukan kesepakatan perdamaian melalui surat yang ditandatangani bersama.
"Intinya, semua pihak akan menjaga keamanan bersama dan tidak main hakim sendiri dalam menjaga kondusivitas di Kota Tangerang," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menambahkan jika seluruh pihak untuk menahan diri dan tak mudah terbawa isu yang beredar. Ia bersama kepolisian dan TNI akan mengusut kasus hukum yang ada. Begitu juga dengan korban yang mengalami luka-luka dan kendaraan rusak akan dibantu oleh pemerintah.
"Saat ini, tugas kami adalah menjaga kondusivitas keamanan di Kota Tangerang dan aktivitas bisa kembali berjalan normal seperti biasanya," ujarnya.
Pada Rabu (8/3) terjadi bentrokan antara supir angkutan umum dan ojek "online" di Kota Tangerang. Bentrokan berawal dari demo sopir angkutan umum yang menolak keberadaan transportasi "online" di Kota Tangerang karena mengurangi pendapatannya. Dalam aksinya, para sopir melakukan razia pengemudi ojek "online" hingga berujung kekerasan.
Tidak terima rekannya ada yang terkena razia dengan kekerasan, ratusan pengemudi ojek "online" kemudian balik melakukan razia angkot hingga terjadi bentrokan di Jalan Moh Toha, Sangiang Jaya.
Sejumlah angkot pun mengalami kerusakan terutama pada bagian kaca.