REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau merelokasi dua gajah jinak yang berada di kawasan konservasi Buluh Cina, Kabupaten Kampar, akibat terdampak banjir.
"Dua gajah telah kami relokasi ke tempat yang lebih tinggi tidak jauh dari kawasan konservasi," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo kepada di Pekanbaru, Jumat (10/3).
Mulyo menuturkan kedua gajah jinak itu sebelumnya berada di kawasan Konservasi Buluh Cina yang baru-baru ini ditetapkan sebagai destinasi wisata berbasis lingkungan atau "Eco Tourism". Namun, beberapa hari terakhir kawasan wisata itu terendam banjir akibat meluapnya debit Sungai Kampar.
Ia menjelaskan sebelum menempatkan gajah ke kawasan wisata tersebut, pihaknya telah melakukan survei terlebih dulu. "Kami telah petakan dan perkirakan di mana lokasi rawan banjir dan di mana kira-kira tempat lebih tinggi sehingga aman dari banjir," jelasnya.
Untuk itu, ketika banjir dengan ketinggian sekitar 60 sentimeter datang, pengelola resor wisata Buluh Cina memindahkan ke tempat lebih tinggi, tidak jauh dari lokasi pertama. "Ada perbukitan di sekitar kawasan itu, dan kami telah pindahkan ke sana," ujarnya.
Ia memastikan saat ini gajah dalam keadaan sehat. Begitu juga dengan pasokan pakan kedua gajah dewasa itu. "Tidak ada masalah dengan makanan gajah karena kita kami menyiapkan jauh hari," tuturnya.
Terkait kemungkinan potensi banjir lebih besar menyusul debit air di hulu masih cukup tinggi, ia mengatakan telah mengambil sejumlah langkah antisipasi. "Salah satunya kami terus berkoordinasi dengan pengelola waduk PLTA Koto Panjang," jelasnya.
Sejumlah kecamatan di kabupaten Kampar dilanda banjir dalam beberapa hari terakhir. Banjir dilaporkan merendam puluhan desa di sejumlah kecamatan akibat meluapnya Sungai Kampar pascapembukaan waduk PLTA Koto Panjang.