REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati anak Seto Mulyadi meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menghapus akun media sosial yang menampilkan aktivitas skip challenge. "Mohon Kemkominfo segera menghapus (akun itu). Video itu sangat tak layak untuk anak, berbahaya. Selain merusak otak, juga bisa menyebabkan kematian," kata dia di Jakarta, Ahad (12/3).
Pria yang akrab disapa Kak Seto itu meminta kepedulian dari pemangku kepentingan, seperti aparat dan Kemkominfo untuk menghapus akun media yang menampilkan aktivitas skip challenge. Selain itu, ia meminta pemangku kepentingan di RT dan RW harus mengawasi kegiatan anak-anak di daerah masing-masing. Kak Seto juga meminta guru dan kepala sekolah aktif karena praktik kekerasan justru terjadi di lingkungan sekolah.
Sebelumnya, sebuah akun media sosial mempertunjukkan video siswa melakukan tantangan skip challenge atau pass out challenge. Tantangan ini dilakukan dengan cara menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu sehingga menyebabkan pelakunya kejang dan pingsan. Mereka pingsan karena asupan oksigen ke otak terhenti beberapa saat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta guru dan kepala sekolah agar memberikan perhatian khusus terhadap aktivitas para siswa di lingkungan sekolah. Ia menegaskan, aktivitas skip challenge sangat berbahaya bagi siswa.
"Apa yang dilakukan sewaktu muda, akan memberikan dampak saat sudah tua. Permainan tersebut sangat membahayakan, dan akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa," katanya.